Jumat, 29 April 2011

BUAH NAGA

BUAH NAGA (Hylocereus)





       

H. M. NUR
 ZULFAHMI
SAILAN, SP., M.Si



PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PERDESAAN SWADAYA (P4S)
"CITA LAKSANA MANDIRI"
BLOK IV DESA PEKIK NYARING KECAMATAN PONDOK KELAPA
KABUPATEN BENGKULU TENGAH PROPINSI BENGKULU
e-mail : p4scitalaksanamandiri@yahoo.co.id Telpon : 085268106016

I.  PENDAHULUAN


 Pitahaya        

1.  Latar Belakang
              Buah Naga (Hylocereus) dikenal dengan nama pitahaya atau pitaya roja  (Meksiko), Thang Loy (Vietnam), Keaw Mang Kheon (Thailand), Dragon Fruit (Inggris).  Buah Naga adalah tanaman asli Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan bagian Utara ( Columbia). Walaupun demikian, pada saat ini buah naga lebih dikenal sebagai tanaman dari Asia, karena di beberapa negara Asia (Vietnam dan Thailand) sudah dikembangkan secara besar-besaran.
            Pada awalnya tanaman ini sebagai tanaman hias, karena bentuk batangnya segitiga, berduri pendek, bunganya indah mirip bunga Wijayakusuma, dan  berbentuk corong. Selain itu, tanaman buah naga dijuluki sebagai “night blooming cereus” karena bunganya mulai mekar pada senja hari dan mekar sempurna pada malam hari.  Sedangkan nama “buah naga” atau “dragon fruit”  diberikan karena warna buahnya merah menyala dan kulitnya menyirip hijau seperti sosok naga.  Pada saat ini tanaman buah naga bukan hanya sekedar tanaman hias saja, tapi sudah dikembangkan dan dibudidayakan di kebun-kebun untuk diproduksi buahnya.  Buahnya dapat dimakan, rasanya enak, dan memiliki kandungan yang bermanfaat dan berkhasiat sebagai :  penyeimbang kadar gula, pencegah kolesterol tinggi, dan  pencegah kanker usus..           
              Masyarakat Tionghoa kuno telah lama mengenal buah naga dan dianggap sebagai buah yang membawa berkah, oleh karena itu sering diletakkan diantara dua ekor patung naga di atas altar.  Pada tahun 1870 buah naga dibawa oleh seorang berkebangsaan Prancis dari Guyama Amerika Selatan ke kawasan Indocina (Vietnam ) sebagai hiasan, karena bentuknya unik, bunganya cantik, dan berwarna putih.   Selanjutnya pada tahun 1980 setelah dibawa ke Okinawa Jepang, tanaman ini mendunia karena sangat menguntungkan. Buah naga pertama kali dibawa ke Indonesia pada tahun 1977 dan berhasil disemaikan kemudian dibudidayakan, walaupun demikian buah naga mulai dikenal oleh masyarakat di Indonesia sekitar tahun 2000, dan bukan dari budidaya sendiri melainkan di impor dari Thailand, padahal pembudidayaan tanaman ini relatif mudah dan iklim tropis di Indonesia sangat mendukung pengembangannya.  Pengembangan budidaya tanaman buah naga di Indonesia sekitar tahun 2001, di daerah Jawa Timur diantaranya di Mojokerto, Pasuruan, Jember dan sekitarnya. Budidaya tanaman buah naga di Indonesia sampai saat ini masih sedikit dan hanya ada di daerah tertentu saja, karena itu buah naga masih tergolong langka dan belum begitu dikenal masyarakat luas.
              Di Provinsi Bengkulu pada awal tahun 2010 buah naga dikembangkan di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Cita Laksana Mandiri, Blok IV Desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah oleh Bapak M.Nur (Magek Jaya) sebanyak 8.000 batang yang ditanam di atas teras bangku dengan menggunakan panjatan beton dan sebanyak 2.000 batang ditanam menggunakan pot dengan panjatan dari besi.

1.2.  Kandungan Nutrisi Buah Naga
Kandungan nutrisi buah naga adalah  :  Kadar Gula  13-18 briks, Air  90 %, Karbohidrat 11,5 g, Asam  0,139 g, Protein 0,53 g, Serat 0,71 g, Kalsium 134,5 mg, Fosfor 8,7 mg, Magnesium  60,4 mg, dan Vitamin C  9,4 mg.

1.3.  Manfaat Buah Naga.   

Dragonfruit    eating dragon fruit
            Selain rasanya yang manis menyegarkan, buah naga mempunyai khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan manusia diantaranya sebagai penyeimbang kadar gula darah, pelindung kesehatan mulut, pencegah kanker usus, mengurangi kolesterol, pencegah pendarahan dan mengobati keluhan keputihan.
Buah naga umumnya dikonsumsi dalam bentuk buah segar sebagai penghilang dahaga, karena buah naga mengandung kadar air tinggi sekitar 90 % dari berat buah. Rasanya cukup manis karena mengandung kadar gula mencapai 13-18 briks. Buah naga juga dapat disajikan dalam bentuk jus, sari buah, manisan maupu selai atau beragam bentuk penyajian lainnya.
Secara umum,pakar sependapat dan mengakui buah naga kaya dengan potasium, ferum, protein, serat, sodium dan kalsium yang baik untuk kesihatan berbanding buah-buahan lain yang diimport.
Menurut AL Leong dari Johncola Pitaya Food R&D, organisasi yang meneliti buah naga merah, buah kaktus madu itu cukup kaya dengan berbagai zat vitamin dan mineral yang sangat membantu meningkatkan daya tahan dan bermanfaat bagi metabolisme dalam tubuh manusia.
“Penelitian menunjukkan buah naga merah ini sangat baik untuk sistem peredaran darah, juga memberikan efek mengurangi tekanan emosi dan menetralkan toksik dalam darah.“Penelitian juga menunjukkan buah ini bisa mencegah kanker usus, selain mencegah kandungan kolesterol yang tinggi dalam darah dan menurunkan kadar lemak dalam tubuh,” katanya.
Secara keseluruhan, setiap buah naga merah mengandungi protein yang mampu meningkatkan metabolisme tubuh dan menjaga kesehatan jantung; serat (mencegah kanker usus, kencing manis dan diet); karotin (kesehatan mata, menguatkan otak dan mencegah masuknya penyakit), kalsium (menguatkan tulang).  Buah naga juga mengandungi zat besi untuk menambah darah; vitamin B1 (mencegah demam badan); vitamin B2 (menambah selera); vitamin B3 (menurunkan kadar kolesterol) dan vitamin C (menambah kelicinan, kehalusan kulit serta mencegah jerawat).



II.  TAKSONOMI BUAH NAGA

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/16/Hylocereus_undatus_Mekarsari_Tourism_Park.JPG/220px-Hylocereus_undatus_Mekarsari_Tourism_Park.JPG

2.1. Klasifikasi Buah Naga
              Divisi                 :       Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
              Subdivisi           :       Agiospermae (berbiji tertutup)
              Kelas                 :       Dicotyledonae (berkeping dua)
              Ordo                  :       Cactales
              Famili                :       Cactaceae
              Subfamily          :       Hylocereanea
              Species              :       Hylocereus

Varietas :
1. Hylocereus undatus (buah berwarna merah, daging   buah putih)
2. Hylocereus polyrhizus (buah berwarna merah muda, daging buah merah)
3. Selenicereus megalanthus (kulit buah kuning tanpa sisik, daging buah putih)
4. Hylocereus costaricensis (warna buah sangat merah)

              Buah naga termasuk kelompok tanaman kaktus atau family Cactaceae dan  subfamily Hylocereanea. Termasuk genus Hylocereus yang terdiri dari dari beberapa species, dan diantaranya adalah buah naga yang biasa dibudidayakan dan bernilai komersial.

2.2.  Morfologi Buah Naga
Tanaman buah naga terdiri atas akar, batang, duri, bunga, dan buah.  Akar buah naga ada dua macam, yaitu akar serabut yang terdapat di dalam tanah dan akar gantung/akar udara yang terdapat pada batang. Akar tumbuh di sepanjang batang pada bagian punggung sirip di sudut batang. Pada bagian duri, akan tumbuh bunga yang bentuknya mirip bunga Wijayakusuma. Bunga yang tidak rontok akan berkembang menjadi buah. Buah naga bentuknya bulat agak lonjong seukuran dengan buah alpukat. Kulit buah naga putih dan merah berwarna merah menyala, buah naga hitam berwarna merah gelap, dan  untuk, dan buah naga kuning berwarna kuning. buah naga kuning.  Pada kulitnya terdpat jumbai-jumbai yang dianalogikan sebagai sisik naga. Oleh sebab itu, buah ini disebut buah naga.
Batang buah naga  berbentuk segitiga, berduri pendek dan tidak mencolok, sehingga dianggap sebagai "kaktus tak berduri".  Pada saat kuncup bunga berukuran 30 cm biasanya akan mekar pada awal senja, selanjutnya mahkota bunga bagian luar yang berwarna krem, mekar sekitar pukul sembilan malam, lalu disusul mahkota bagian dalam yang putih bersih, meliputi sejumlah benang sari yang berwarna kuning, dan akan terbuka penuh pada tengah malam. Oleh karena itu buah naga dikenal sebagai “night blooming cereus”.  Pada saat bunga mekar penuh, bunga buah naga akan menyebarkan bau yang harum untuk memikat kelelawar agar menyerbukan bunga buah naga.
              Secara morfologis tanaman ini merupakan tanaman tidak lengkap, karena tidak memiliki daun, jenis tanaman memanjat, merambat dan menempel pada tanaman lain, dan bersifat epifit.  Oleh karena itu, meskipun akarnya di tanah dicabut tanaman buah naga masih bisa memperoleh makanan dari udara melalui akar udara yang tumbuh dibatangnya..
              Tanaman buah naga tahan terhadap kekeringan, tetapi tidak tahan terhadap genangan air.  Walaupun akar tanaman buah naga dicabut dari dalam tanah, tanaman ini masih mampu hidup dengan menyerap makanan dan air melalui akar udara yang ada pada batangnya. Akar buah naga termasuk perakaran dangkal, kedalaman akar menjelang produksi hanya mencapai kedalaman 50 - 60 cm, akar yang berada di dalam tanah berwarna coklat dan panjangnya mengikuti panjang batang. Tolok ukur dalam pemupukan buah naga biasanya dikorelasikan dengan panjang akar yang ada di dalam tanah.  Akar akan tumbuh normal dan ideal pada keasaman tanah dengan pH  7.   Keasaman tanah di bawah pH 5 akan menyebabkan pertumbuhan buah naga terganggu, lambat, dan tananaman akan menjadi kerdil.
              Batang buah naga yang sudah dewasa berwarna hijau kebiru-biruan atau keunguan, berbentuk siku atau segitiga, mengandung air dalam bentuk lendir dan berlapiskan lilin. Cabang tumbuh dari bagian batang dengan warna menyerupai warna batang dan berfungsi sebagai daun untuk proses asimilasi dan mengandung kambium yang berfungsi untuk pertumbuhan tanaman. Pada bagian batang dan cabang tumbuh duri-duri yang keras dan pendek yang terdapat di tepi siku-siku batang maupun cabang dan terdiri 4-5 buah duri disetiap titik tumbuh.
              Bunga berbentuk corong memanjang berukuran sekitar 30 cm dan akan mulai mekar di sore hari dan akan mekar sempurna pada malam hari. Setelah mekar warna mahkota bunga bagian dalam putih bersih dan di dalamnya terdapat benangsari berwarna kuning dan akan mengeluarkan bau yang harum.
              Buah berbentuk bulat panjang terletak mendekati ujung cabang atau batang. Buah yang terdapat di batang dan cabang biasanya lebih dari 1 (satu) dan berdekatan.  Kulit buah tebal sekitar 1-2 cm dengan permukaan kulit buah terdapat sirip atau jumbai berukuran sekitar 2 cm.
              Biji buah naga berbentuk bulat, kecil dan tipis, tetapi sangat keras dan pada setiap buah terdapat biji lebih dari 1000 biji.   Biji buah naga dapat  dipergunakan untuk perbanyakan tanaman secara generatif, tetapi perbanyakan secara gereratif mempunyai kelemahan waktu yang cukup lama untuk berproduksi.  Walaupun demikian, biji sangat besar perananya dalam dunia pemuliaan tanaman.









III.  BUDIDAYA BUAH NAGA

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/16/Hylocereus_undatus_Mekarsari_Tourism_Park.JPG/220px-Hylocereus_undatus_Mekarsari_Tourism_Park.JPG

3. 1. Persyaratan Tumbuh Buah Naga
            Buah naga hidup di dataran rendah pada ketinggian (altitude) 20 – 500 m diatas permukaan laut (dpl), suhu 38-40° C, gembur, porous, banyak bahan organik dan unsur hara, pH tanah 5 – 7, dan tersedia cukup air, serta membutuhkan penyinaran cahaya matahari penuh untuk mengurangi kelembaban dan mempercepat proses pembungaan.  Buah naga masih dapat tumbuh baik pada ketinggian 400 – 700 m dpl asalkan tetap mendapatkan penyinaran penuh. 

3.2.  Persiapan Lahan
            Persiapkan tiang penopang untuk tegakan tanaman, karena tanaman ini tidak mempunyai batang primer yang kokoh. Tegakan dapat menggunakan tiang dari kayu atau beton dengan ukuran 10 cm x 10 cm dan tinggi 2 meter yang ditancapkan ke tanah sedalam 50 cm.  Ujung bagian atas dari tiang penyangga diberi besi yang berbentuk lingkaran untuk penopang cabang tanaman.  Sebulan sebeium tanam dibuatkan lubang penyangga dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm dengan jarak tanam 2 m x 2,5 m, sehingga dalam 1 hektar terdapat sekitar 2000 lubang penyangga.  Setiap tiang/pohon penyangga dibuat 3 – 4 lubang tanarn dengan jarak sekitar 30 cm dari tian penyangga.  Lubang tanam tersebut kemudian diberi pupuk kandang yang masak sebanyak 5 – 10 kg dicampur dengan tanah.



3.3.  Persiapan bibit dan penanaman
            Buah naga dapat diperbanyak dengan cara :  Stek dan Biji  Umumnya ditanam dengan stek batang tanaman dengan panjang 25 – 30 cm yang ditanam dalam polybag dengan media tanam berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang  dengan perbandingan 1 : 1 : 1.  Setelah bibit berumur  3 bulan bibit siap dipindah/ditanam di lahan.

3.4. Pemeliharaan
            Pada tahap awal perturnbuhan dilakukan penyiraman 1 – 2 hari sekali. pemberian air berlebihan akan menyebabkan terjadinya pembusukan.  Pernupukan tanaman diberikan dengan menggunakan pupuk kandang, interval pemberian 3 bulan sekali sebanyak   5 – 10 kg.   Pada saat ini, Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) belum ditemukan, karena belum ada serangan hama dan penyakit yang potensial. Pembersihan lahan atau pengendalian gulma dilakukan semakin sering akan lebih baik agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman dan untuk memberikan ruang udara masuk ke dalam tanah.  Pemangkasan batang utama (primer) dilakukan setelah tinggi tanaman mencapai tiang penyangga (sekitar 2 m) dan ditumbuhkan 2 cabang sekunder, kemudian dari masing-masing cabang sekunder dipangkas lagi dan ditumbuhkan 2 cabang tersier yang berfungsi sebagai cabang produksi.

3.5. Panen
            Setelah tanaman umur 1,5 – 2 tahun, mulai berbunga dan berbuah. Pemanenan pada tanaman buah naga dilakukan pada buah yang memiliki ciri – ciri warna kulit merah
mengkilap, jumbai/sisik berubah warna dari hijau menjadi kernerahan. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan gunting, buah dapat dipanen saat buah mencapai umur 50 hari terhitung sejak bunga mekar.  Dalam 2 tahun pertama. setiap tiang penyangga mampu menghasilkan buah 8 s/d 10 buah naga dengan bobot sekitar antara 400 – 650 gram  Musim panen terbesar buah naga terjadi pada bulan September hingga Maret  Umur produktif tanaman buah naga ini berkisar antara 15 – 20 tahun.



IV.  BUDIDAYA BUAH NAGA DI KEBUN


Dragon Fruit                   Foto: Ist
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/16/Hylocereus_undatus_Mekarsari_Tourism_Park.JPG/220px-Hylocereus_undatus_Mekarsari_Tourism_Park.JPG

4.1. Pengolahan Tanah
            Pengolahan tanah adalah faktor penting yang harus diperhatikan agar tanaman buah  naga bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Perakaran buah naga memerlukan tanah  yang gembur karena perakarannya merayap dipermukaan tanah, apabila tanah terlalu keras atau liat, maka akar tidak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.  Sebelum digemburkan sebaiknya tanah dibersihkan dari gulma dan rerumputan untuk menghindari penyakit. Setelah itu tanah digemburkan dengan mencangkul sedalam satu cangkulan dengan dibolak-balik. Setelah itu dibuat lubang-lubang tanam sesuai dengan cara tanam menggunakan system panjatan tunggal atau sistem kelompok. 
Pada sistem panjatan tunggal pengolahan tanah hanya dilakukan disekitar lubang tanam saja, berbeda dengan sistem kelompok pengolahan tanah dilakukan pada seluruh alur barisan tempat penanaman.  Media tanam untuk panjatan tunggal menggunakan campuran tanah galian diberi pasir sekitar 5 kg, bubuk bata merah 5 kg, pupuk kandang kering 10 kg dan dolomit 300 gram  kemudian dicampur sampai merata. 
Pada model sistem tanam berkelompok untuk setiap alur sepanjang 4 m, diperlukan media tanama pasir 8 kg, pupuk kandang 20 kg dan bisa ditambahkan bubuk bata merah sebanyak 10 kg apabila tanah terlalu porous. Jika tidak menggunakan bubuk bata merah , jumlah pupuk kandang ditambahkan 10 kg lagi jadi total 30 kg. Ditambah dolomit yang mengandung magnesium sebanyak 600 gram.  Semua bahan-bahan tersebut dicampur merata pada tanah galian.  Setelah penyiapan media tanam selesai kemudian disiram dan biarkan terkena matahari sampai kering. Pengeringan ini bertujuan agar tanah terbebas dari racun dan penguapan lain. 

4.2. Sistem Pengairan
            Sistem pengairan pada lahan disesuaikan dengan kondisi lahan, sistem cara tanam, dan pengadaan sumber air yang ada disekitar lahan. Bisa menggunakan cara pengairan tradisional yaitu sistem leb dengan menggunakan parit sedalam 20 cm yang dibuat disekitar barisan tanaman atau bisa juga menggunakan sistem pengairan pipa yang dibuat sedemikian rupa untuk mengalirkan air pada seluruh tanaman.

4.3. Penanaman Pada Lahan
            Penanaman bibit di lahan yang harus diperhatikan adalah kedalaman tanam bibit.  Bibit yang ditanam terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan tanaman. Kedalaman penanaman bibit adalah 20% dari panjang bibit (6 cm untuk bibit ukuran 30 cm).  Sebelum ditanam sebaiknya bibit setek diolesi Ridomil sebanyak 40 gram yang dicampur dengan 1 liter air untuk mencegah kebusukan pada pangkal batang setek.









V.  BERTANAM BUAH NAGA DI POT


    https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqpmFhOJ5BKqwRCAjkLSIgayIemo8hiGUakh-voYkfSXqni8tXlFRWC6M2lwabakbhzsResWTqnxx5kvX3cMS7IE1RxRkLCmCQqw7U6feucaBnE7iTQiJDAF4MiwpRDHtAQoQyMFJ7ixGx/s320/budidaya+buah+naga+dalam+pot.jpg                  https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZ7mxQT_EqiQ6mxj-L8jjJfwoiLIXu9ynJGGwJBfVBWcF31Jmb1u9UaHybCz9wMNbG58dlr4KY8p_zJqc7j6C_EGejieKJk4hzrHtnyLsa__e9KVAf1I1Sy8vLe_LVC7iK8gzvvUef97P2/s320/budidaya+buah+naga+dalam+pot2.jpg

Tanaman buah naga bisa digunakan sebagai tanaman hias untuk memperindah halaman rumah sekaligus bisa dinikmati buahnya.. Tentunya sangat menyenangkan bila kita bisa memetik sendiri dan menikmati buah naga, buahnya dapat dipetik setiap minggu apabila sudah memiliki lebih dari 10 cabang produksi.
Kelebihan penanaman buah naga di pot adalah kita bisa memindahkan dan mengatur letak tanaman sesuai keinginan. Tetapi untuk menghasilkan tanaman buah naga yang produktif tetap harus diketahui cara perawatan dan pemupukan yang benar.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam pembudidayaan buah naga di pot :

5. 1. Menyiapkan Pot
Berbagai jenis pot dari bahan semen, plastik, tanah liat atau drum bekas yang dipotong dapat digunakan untuk penanaman buah naga dalam pot. Tetapi menurut pengalaman, pot dari bahan tanah liat adalah yang paling ideal karena tanaman buah naga membutuhkan perubahan suhu yang drastis dari siang ke malam dalam proses pembungaan. Ukuran pot yang digunakan semakin besar semakin baik, minimal berdiameter sekitar 40 cm.


……35 cm ….


                          200 cm



.
……40 cm ….
 



   









 

                                                                                               


Gambar 1. Contoh Pot untuk Buah Naga


5. 2. Menyiapkan Tiang Panjatan
Tanaman buah naga membutuhkan tiang panjatan untuk menopang supaya tidak roboh. Nantinya tiang ini akan dililit akar udara dan akan menopang beberapa cabang produksi yang berat yang tentu saja perlu dipilih dari bahan yang kuat tetapi juga perlu diperhatikan jangan sampai pot tidak bisa menahan beban berat tiang panjatan.  Sebaiknya tiang panjatan dibuat dari besi beton berdiameter 8-10 cm, atau balok kayu yang kuat dan tahan lama karena usia buah naga yang bisa mencapai puluhan tahun. Tinggi tiang antara 150 - 200 cm disesuaikan dengan besar pot. Pada bagian bawah tiang diberi kaki-kaki penguat agar nantinya bisa kuat dan tidak mudah goyah. Untuk tiang dari besi beton, bagian yang terpendam dalam tanah bisa diberi aspal untuk menghindari karat. Untuk bagian atas tiang diberi piringan yang berbentuk seperti stir mobil yang berfungsi untuk menyangga cabang-cabang produksi yang banyak.

5. 3. Media Tanam
Setelah pot dan tiang panjatan sudah selesai disiapkan, selanjutnya adalah menyiapkan media tanam. Bahan-bahannya adalah pasir, tanah, pupuk kandang dan kompos dengan perbandingan 2 : 1 : 3 : 1.  Penambahan bubuk batu bata merah dapat digunakan secukupnya dan dolomit (kapur pertanian) sebanyak 100 gram dicampur rata dengan bahan-bahan tersebut. Kemudian media tanam disiram dengan air hingga kondisi jenuh dan dibiarkan selama sehari semalam.

5. 4. Penanaman bibit
              Bibit sebaiknya dipilih yang besar, dari batang tua yang berwarna hijau tua keabuan dan bebas dari penyakit. Idealnya panjang bibit yang ditanam minimal 30 cm. Selanjutnya bibit ditanam di sekitar tiang panjatan dengan kedalaman 6 cm, jangan terlalu dalam karena akan mengakibatkan pertumbuhan yang kurang bagus. Setelah ditanam media tanam ditekan-tekan agar bibit tidak mudah roboh. Selanjutnya media tanam disiram dengan air dan diletakkan ditempat terbuka tidak ternaungi yang terkena sinar matahari langsung.

5. 5. Pemupukan
              Pemupukan merupakan hal yang sangat vital sekali dalam budidaya buah naga,karena bila pemupukan tidak tepat,akan berakibat buah naga tidak tumbuh dengan maksimal.Untuk lebih lengkap mengenai pemupukan,baca postingan tentang pemupukan buah naga.Inti dari pemupukan adalah :Pada masa awal pertumbuhan yakni sejak tanaman muda hingga tanaman menjelang berbunga dan berbuah, tanaman buah naga banyak membutuhkan pupuk dengan kandungan unsur nitrogen (N) yang tinggi.Selanjutnya ketika tanaman buah naga mendekati masa berbunga dan berbuah, maka tanaman banyak membutuhkan pupuk dengan kandungan fosfor (P) dan kalium (K) yang tinggi.Jika anda ingin memupuk secara organik,untuk kandungan nitrogen (N) yang tinggi,gunakan air seni kambing.



5. 6. Penyiraman
              Buah naga memerlukan air yang cukup,tapi akan membusuk bila terlalu banyak air,bila kekurangan air,tanaman akan kerdil dan tidak tumbuh maksimal.

5. 7. Pemangkasan
              Pemangkasan cabang yang tidak perlu pada tanaman buah naga sangat penting sekali,karena cabang yang terlalu banyak akan membuat buah naga lambat proses berbuah.dan buahnya juga akan jadi kecil-kecil.

5. 8. Pengawasan buah naga
            Pengawasan buah naga adalah hal yang vital, pengawasan disini termasuk menjaga agar batang tidak patah dengan cara memastikan batang tersebut merambat ke tiang penopang/panjatan buah naga,caranya dengan mengikat batang buah naga dengan kawat atau tali rafia ke tiang penopang atau panjatan,tapi jangan terlalu kencang mengikatnya agar batang tidak terluka dan busuk.Untuk lebih jelasnya lihat gambar diatas.

5. 9. Pemeliharaan Tanaman
              Pemeliharaan tanaman buah naga yang ditanam di pot tidak jauh beda dengan buah naga yang ditanam dikebun yaitu meliputi pemupukan, penyiraman dan pemangkasan cabang yang tidak diperlukan.  Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah tanaman dipastikan menempel dengan baik pada tiang panjatan dan tidak roboh, oleh karena itu perlu dilakukan pengikatan batang buah naga pada tiang dengan menggunakan tali atau kawat dengan bentuk ikatan seperti angka ‘8’ tidak boleh terlalu kencang karena bisa merusak batang atau cabang seiring pertumbuhannya yang semakin membesar.







PUSTAKA


1. Felger, Richard & Moser, Mary B. (1985): People of the desert and sea: ethnobotany of the Seri Indians. University of Arizona Press, Tucson

2. Jacobs, Dimitri (1999): Pitaya (Hylocereus undatus), a Potential New Crop for Australia. Australian New Crops Newsletter 11: 16.3. HTML fulltext

3. Lauri, Bob (2000): Ocean Oasis Field Guide - Stenocereus gummosus. Retrieved 2007-OCT-01.

4. Villalobos, Soraya; Vargas, Orlando & Melo, Sandra (2007): Uso, manejo y conservacion de "yosú", Stenocereus griseus (Cactaceae) en la Alta Guajira colombiana [Usage, Management and Conservation of yosú, Stenocereus griseus (Cactaceae), in the Upper Guajira, Colombia]. [Spanish with English abstract] Acta Biologica Colombiana 12(1): 99-112. PDF fulltext












                                                                                                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar