PUPUK ORGANIK
OLEH : SAILAN, SP, M.Si & ZULFAHMI
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PERDESAAN SWADAYA (P4S)
"CITA LAKSANA MANDIRI"
BLOK IV DESA PEKIK NYARING KECAMATAN PONDOK KELAPA
KABUPATEN BENGKULU TENGAH PROPINSI BENGKULU
e-mail : p4scitalaksanamandiri@yahoo.co.id Telpon : 085268106016
web-blog: p4sclm.blogspot.com
2010
PUPUK ORGANIK
Disebut ==ppk alam == sisa tumbuhan, hewan, dan manusia.
Digunakan == perbaikan sifat tanah
Memudahkan penyerapan air hujan
Memperbaiki daya mengikat air
Mengurangi erosi
Memberikan lingkungan tumbuh yg baik
- perkecambahan
- perkembangan akar
KEUNGGULAN PPK ORGANIK
1.Ramah lingkungan
2.Mudah diperoleh disekitar tempat produksi
3.Hasil produksi lebih berkualitas == lebih enak
4.Harga jual produk lebih baik
PUPUK ORGANIK
1.Padat == ppk kandang, kompos, lumpur sawit, lumpur kertas, sampah, kascing, dll
2.Cair == EM4, asam fumat
PUPUK CAIR
Bahan :
- 25 kg sampah organik basah (Rajang dan padatkan== masukkan ke karung)
- 1 ltr air cucian beras
- ¼ kg gula pasir dilarutkan dg air shg menjadi 500 ml cairan
- 1 ltr Air Kelapa
- 1 kg dedak halus (bekatul)
Peralatan :
-Karung yg berpori
-Ember plastik 25 ltr
-Gayung
-Pengaduk dr kayu
-Tali rafia
-Beban
-Sarung tangan
-Masker kain
Pembuatan Pupuk Cair
1.Larutkan ¼ kg gula pasir dalam 500 ml air
2.1 lt air cucian beras, 1 lt air kelapa, larutan gula pasir, dan 7 lt air sumur dimasukkan dalam ember plastic ukuran 25 lt
3.Sampah organic dimasukkan dalam karung lalu diikat
4.Masukkan karung berisi sampah organic ke dalam ember plastic yang sudah berisi larutan
5.Berikan pemberat pada karung sampah organic hingga terendam dalam cairan media
6.Tutuplah ember plastic dengan rapat
7.Fermentasikan selama 7 – 10 hari
8.Setelah 7 – 10 hari, angkat karung berisi sampah organic dan tiriskan
9.Isikan cairan dalam ember plastic ke dalam botol
10.Pupuk cair siap digunakan
MEMPERBANYAK PPK CAIR
Bahan :
- 1 ltr ppk cair
- 3 kg bekatul
- 1,25 ons gula pasir dilarutkan dg air == 250 ltr cairan
- ¼ kg terasi
- 5 ltr air bersih == air sumur
Peralatan :
-Ember plastik
-Pengaduk dr kayu
-Panci pemasak
-Botol
MEMPERBANYAK PUPUK CAIR
1.Panaskan air 5 lt hingga mendidih
2.Masukkan terasi ½ kg, 250 ml molase, dan 3 kg bekatul
3.Aduk hingga rata dan dinginkan
4.Setelah dingin masukkan 1 lt pupuk cair
5.Tutup rapat dan simpan selama 2 hari
6.Pada hari ketiga penutup dibuka dan aduk selama 10 menit
7.Fermentasikan selama 7 hari
8.Pada hari keempat sampai hari kesepuluh penutup dibuka dan aduk selama 10 menit
9.Pada hari kesepuluh saring cairan bakteri dan masukkan ke dalam botol
10.Biarkan botol terbuka / tertutup kertas
11.Pupuk Cair siap digunakan
PUPUK PADAT
Bahan :
- 800 kg Bhn organik
- 1 ltr ppk cair organik
- 1/2 kg gula pasir dilarutkan dg air menjadi 1 ltr cairan
- 10 kg dedak/bekatul
- 10 kg ppk kandang
Peralatan :
-Karpet/terpal
-Plastik penutup
-Ember / gembor
-Termometer
-Cangkul
PEMBUATAN PUPUK PADAT
1.Campurkan pupuk cair 1 lt dengan larutan ½ kg gula pasir + 1 lt air
2.Campur dengan rata bahan organic 800 kg, dedak 10 kg, dan pupuk kandang 10 kg
3.Hamparkan campuran (point 2) dengan tebal 30 cm
4.Siram dengan rata dengan campuran cairan point 1
5.Fermentasikan selama 7 – 15 hari
6.Setiap 3 hari sekali campuran padatan pupuk diaduk dan dibulak balik
7.Pupuk padat siap digunakan
P4S CITA LAKSANA MANDIRI
Sabtu, 07 Mei 2011
PEMANFAATAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA UNTUK KOLAM IKAN
PEMANFAATAN
AIR LIMBAH RUMAH TANGGA
UNTUK KOLAM IKAN
(The exploiting of rubbish water from household for fishpond)
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PERDESAAN SWADAYA (P4S)
"CITA LAKSANA MANDIRI"
BLOK IV DESA PEKIK NYARING KECAMATAN PONDOK KELAPA
KABUPATEN BENGKULU TENGAH PROPINSI BENGKULU
e-mail : p4scitalaksanamandiri@yahoo.co.id Telpon : 085268106016
web-blog: p4sclm.blogspot.com
2010
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Air limbah rumah tangga yang belum dimanfaatkan bagi seseorang mungkin sangat menjijikkan, kotor, mengandung logam berat, sumber penyakit, sarang nyamuk, dan banyak sekali sebutan lain yang diberikan kepadanya. Predikat itu wajar diberikan oleh seseorang yang belum mengerti tentang manfaat sumberdaya air limbah rumah tangga.
Beberapa pertanyaan yang akan muncul, antara lain adalah :
1. Apa sebenarnya air limbah rumah tangga itu ?
2. .Apakah ada manfaatnya ?
3. Bagaimana cara pemanfaatannya ?
4. Apakah ada keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan air limbah ?
Semua itu akan terjawab, apabila anda magang di P4S Cita Laksana Mandiri Blok IV Desa Pekik Nyaring Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah. Kami akan memberikan sekilas teori, contoh, dan praktik pemanfaatan air limbah rumah tangga sampai bisa menghasilkan serta memberikan keuntungan untuk anda, keluarga anda, lingkungan, dan lain-lainnya.
Paket teknologi pemanfaatan air limbah rumah tangga ini mempunyai beberapa keunggulan, antara lain adalah ramah lingkungan, murah, dapat dikerjakan sendiri/oleh keluarga, bahan yang diperlukan ada di sekitar kita, teknologinya sederhana, dan mempunyai nilai ekonomis yang menguntungkan, mempunyai nilai seni serta dapat menghilangkan stress.
Kelompok tani P4S Cita Laksana Mandiri Blok IV Desa Pekik Nyaring Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah berdiri untuk membantu dan memberikan kepuasan anda dalam belajar sambil bekerja (learning by doing). Kami percaya pada anda semua bila telah melihat, andapun akan mencoba dan menerapkan teknologi pemanfaatan air limbah ini di lingkungan keluarga, desa atau pada skala yang lebih luas lagi.
Kami yakin bahwa anda memiliki potensi yang sangat besar dan mampu untuk memodifikasi teknologi pemanfaatan air limbah ini. Walaupun demikian, ada baiknya kita pelajari dan kita lihat dulu ilustrasi tentang pemanfaatan air limbah rumah tangga tersebut pada bagian berikut ini.
II. AIR LIMBAH RUMAH TANGGA
Air limbah merupakan air dari suatu pemukiman yang telah dipergunakan untuk berbagai keperluan. Sasongko (1991) dalam Hamdani (2003) memperkirakan bahwa air limbah yang berasal dari suatu daerah sekitar 60 – 70 %, sedangkan sisanya dipergunakan untuk keperluan industri, penyiraman kebun, dan sebagainya. Selanjutnya dikatakan bahwa air limbah terbagi menjadi ar limbah rumah tangga, air limbah industri, air limbah resapan aliran masuk, dan air hujan.
Air limbah rumah tangga adalah air limbah yang berasal dari daerah perumahan, institusional, dan komersial. Air limbah industri adalah air limbah yang mengandung sebagian besar buangan bahan-bahan industri. Air limbah resapan aliran masuk adalah air yang masuk ke dalam sistem pembuangan dengan berbagai cara (air hujan dan drainase pondasi). Sedangkan limbah air hujan adalah air hujan yang mengalir ke saluran pembuangan.
III. MANFAAT AIR LIMBAH RUMAH TANGGA
Air limbah rumah tangga dapat dimanfaatkan untuk :
1. Bahan pembuatan pupuk organik cair
2. Kolam ikan (apabila airnya sudah diolah)
3. Memberikan resapan air ke dalam tanah
IV. CARA PEMANFAATANNYA
Pemanfaatan air limbah yang kami sajikan dalam tulisan ini adalah untuk tujuan pemeliharaan ikan air tawar (Nila, Lele Dumbo, Gurami, Mas, dan Tembakang). Apabila memungkinkan, dapat saja dimanfaatkan untuk pemeliharaan jenis ikan lainnya. Untuk memberikan gambaran cara pemanfaatan air limbah, dapat diikuti saran berikut ini :
Air dari limbah rumah tangga akan masuk ke bak penyaringan. Media yang digunakan dalam bak penyaringan adalah pasir, kerikil, batu/pecahan bata, dan ijuk. Dengan penyaringan ini air limbah akan keluar dalam keadaan yang terbebas dari sampah kasar. Air akan terlihat lebih jernih, tetapi masih mengandung emulsi kotoran dan bahan terlarut.
Selanjutnya air akan masuk ke bak pengendapan. Bak pengendapan dimaksudkan untuk mengurangi tendangan energi potensial air dan mengendapkan emulsi bahan terlarut. Bak tersebut dibuat dengan saluran pengeluaran air secara zigzag.
Setelah air melalui instalasi bak pengendapan, maka air akan mengalir dan mengisi kolam yang telah kita sediakan. Air yang ada dalam kolam sudah memenuhi syarat untuk pemeliharaan ikan, seperti Nila, Gurami, Lele Dumbo, Tembakang, Patin, dan lainnya.
Apabila air dianggap dapat mencukupi untuk mengisi kolam berikutnya, maka dapat dialirkan pada kolam yang lebih luas dan pembuangan airnya dapat diteruskan ke saluran umum/siring. Air limbah dari pembuangan kolam ke saluran umum/siring tersebut dapat dipastikan sudah tidak akan mencemari lingkungan.
V. KEUNTUNGAN YANG DIPEROLEH DARI PEMANFAATAN
AIR LIMBAH RUMAH TANGGA
Beberapa keuntungan yang dapat dioeroleh dari pemanfaatan air limbah rumah tangga adalah :
a. ikan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan menambah penghasilan
b. dapat menyediakan benih ikan
c. sampah organik kasar dapat dimanfaatkan untuk pupuk
d. Biaya dan upah tenaga kerja lebih murah dan terjangkau oleh keluarga
e. mengurangi kekumuhan
f. membantu aktivitas dekomposer dalam mempercepat penguraian
g.mengurangi dampak negatif lingkungan, karena air yang diteruskan ke saluran umum sudah bersih
h. mengurangi jentik-jentik dan nyamuk
i. teknologi yang digunakan murah, mudah, dan sederhana
j. mengandung nilai seni dan dapat menghilangkam stress.
VI. PENUTUP
Demikian yang dapat kami sampaikan pada kesempatan kali ini, mudah-mudahan ada manfaatnya dan dapat ditumbuhkembangkan lebih lanjut tentang pemanfaatan air limbah rumah tangga ini. Kami berharap kiranya teknologi sederhana ini dapat memotivasi kita dan keluarga untuk dapat memanfaatkan air limbah rumah tangga menjadi barang yang bernilai tinggi, menguntungkan, dan bernilai seni.
Kepada semua pihak yang telah membantu dan ikut berperan aktif dalam semua kegiatan P4S Cita Laksana Mandiri, kami ucapkan terima kasih. Semoga Allah selalu memberikan petunjuk bagi kita semua dan kita diberi kekuatan untuk mampu berpikir jernih serta dapat melakukan apa yang ada dalam pikiran kita untuk kebaikan umat manusia. Amiin. (P4S Cita Laksana Mandiri Blok IV Desa Pekik Nyaring Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah, 2010).
AIR LIMBAH RUMAH TANGGA
UNTUK KOLAM IKAN
(The exploiting of rubbish water from household for fishpond)
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PERDESAAN SWADAYA (P4S)
"CITA LAKSANA MANDIRI"
BLOK IV DESA PEKIK NYARING KECAMATAN PONDOK KELAPA
KABUPATEN BENGKULU TENGAH PROPINSI BENGKULU
e-mail : p4scitalaksanamandiri@yahoo.co.id Telpon : 085268106016
web-blog: p4sclm.blogspot.com
2010
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Air limbah rumah tangga yang belum dimanfaatkan bagi seseorang mungkin sangat menjijikkan, kotor, mengandung logam berat, sumber penyakit, sarang nyamuk, dan banyak sekali sebutan lain yang diberikan kepadanya. Predikat itu wajar diberikan oleh seseorang yang belum mengerti tentang manfaat sumberdaya air limbah rumah tangga.
Beberapa pertanyaan yang akan muncul, antara lain adalah :
1. Apa sebenarnya air limbah rumah tangga itu ?
2. .Apakah ada manfaatnya ?
3. Bagaimana cara pemanfaatannya ?
4. Apakah ada keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan air limbah ?
Semua itu akan terjawab, apabila anda magang di P4S Cita Laksana Mandiri Blok IV Desa Pekik Nyaring Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah. Kami akan memberikan sekilas teori, contoh, dan praktik pemanfaatan air limbah rumah tangga sampai bisa menghasilkan serta memberikan keuntungan untuk anda, keluarga anda, lingkungan, dan lain-lainnya.
Paket teknologi pemanfaatan air limbah rumah tangga ini mempunyai beberapa keunggulan, antara lain adalah ramah lingkungan, murah, dapat dikerjakan sendiri/oleh keluarga, bahan yang diperlukan ada di sekitar kita, teknologinya sederhana, dan mempunyai nilai ekonomis yang menguntungkan, mempunyai nilai seni serta dapat menghilangkan stress.
Kelompok tani P4S Cita Laksana Mandiri Blok IV Desa Pekik Nyaring Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah berdiri untuk membantu dan memberikan kepuasan anda dalam belajar sambil bekerja (learning by doing). Kami percaya pada anda semua bila telah melihat, andapun akan mencoba dan menerapkan teknologi pemanfaatan air limbah ini di lingkungan keluarga, desa atau pada skala yang lebih luas lagi.
Kami yakin bahwa anda memiliki potensi yang sangat besar dan mampu untuk memodifikasi teknologi pemanfaatan air limbah ini. Walaupun demikian, ada baiknya kita pelajari dan kita lihat dulu ilustrasi tentang pemanfaatan air limbah rumah tangga tersebut pada bagian berikut ini.
II. AIR LIMBAH RUMAH TANGGA
Air limbah merupakan air dari suatu pemukiman yang telah dipergunakan untuk berbagai keperluan. Sasongko (1991) dalam Hamdani (2003) memperkirakan bahwa air limbah yang berasal dari suatu daerah sekitar 60 – 70 %, sedangkan sisanya dipergunakan untuk keperluan industri, penyiraman kebun, dan sebagainya. Selanjutnya dikatakan bahwa air limbah terbagi menjadi ar limbah rumah tangga, air limbah industri, air limbah resapan aliran masuk, dan air hujan.
Air limbah rumah tangga adalah air limbah yang berasal dari daerah perumahan, institusional, dan komersial. Air limbah industri adalah air limbah yang mengandung sebagian besar buangan bahan-bahan industri. Air limbah resapan aliran masuk adalah air yang masuk ke dalam sistem pembuangan dengan berbagai cara (air hujan dan drainase pondasi). Sedangkan limbah air hujan adalah air hujan yang mengalir ke saluran pembuangan.
III. MANFAAT AIR LIMBAH RUMAH TANGGA
Air limbah rumah tangga dapat dimanfaatkan untuk :
1. Bahan pembuatan pupuk organik cair
2. Kolam ikan (apabila airnya sudah diolah)
3. Memberikan resapan air ke dalam tanah
IV. CARA PEMANFAATANNYA
Pemanfaatan air limbah yang kami sajikan dalam tulisan ini adalah untuk tujuan pemeliharaan ikan air tawar (Nila, Lele Dumbo, Gurami, Mas, dan Tembakang). Apabila memungkinkan, dapat saja dimanfaatkan untuk pemeliharaan jenis ikan lainnya. Untuk memberikan gambaran cara pemanfaatan air limbah, dapat diikuti saran berikut ini :
Air dari limbah rumah tangga akan masuk ke bak penyaringan. Media yang digunakan dalam bak penyaringan adalah pasir, kerikil, batu/pecahan bata, dan ijuk. Dengan penyaringan ini air limbah akan keluar dalam keadaan yang terbebas dari sampah kasar. Air akan terlihat lebih jernih, tetapi masih mengandung emulsi kotoran dan bahan terlarut.
Selanjutnya air akan masuk ke bak pengendapan. Bak pengendapan dimaksudkan untuk mengurangi tendangan energi potensial air dan mengendapkan emulsi bahan terlarut. Bak tersebut dibuat dengan saluran pengeluaran air secara zigzag.
Setelah air melalui instalasi bak pengendapan, maka air akan mengalir dan mengisi kolam yang telah kita sediakan. Air yang ada dalam kolam sudah memenuhi syarat untuk pemeliharaan ikan, seperti Nila, Gurami, Lele Dumbo, Tembakang, Patin, dan lainnya.
Apabila air dianggap dapat mencukupi untuk mengisi kolam berikutnya, maka dapat dialirkan pada kolam yang lebih luas dan pembuangan airnya dapat diteruskan ke saluran umum/siring. Air limbah dari pembuangan kolam ke saluran umum/siring tersebut dapat dipastikan sudah tidak akan mencemari lingkungan.
V. KEUNTUNGAN YANG DIPEROLEH DARI PEMANFAATAN
AIR LIMBAH RUMAH TANGGA
Beberapa keuntungan yang dapat dioeroleh dari pemanfaatan air limbah rumah tangga adalah :
a. ikan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan menambah penghasilan
b. dapat menyediakan benih ikan
c. sampah organik kasar dapat dimanfaatkan untuk pupuk
d. Biaya dan upah tenaga kerja lebih murah dan terjangkau oleh keluarga
e. mengurangi kekumuhan
f. membantu aktivitas dekomposer dalam mempercepat penguraian
g.mengurangi dampak negatif lingkungan, karena air yang diteruskan ke saluran umum sudah bersih
h. mengurangi jentik-jentik dan nyamuk
i. teknologi yang digunakan murah, mudah, dan sederhana
j. mengandung nilai seni dan dapat menghilangkam stress.
VI. PENUTUP
Demikian yang dapat kami sampaikan pada kesempatan kali ini, mudah-mudahan ada manfaatnya dan dapat ditumbuhkembangkan lebih lanjut tentang pemanfaatan air limbah rumah tangga ini. Kami berharap kiranya teknologi sederhana ini dapat memotivasi kita dan keluarga untuk dapat memanfaatkan air limbah rumah tangga menjadi barang yang bernilai tinggi, menguntungkan, dan bernilai seni.
Kepada semua pihak yang telah membantu dan ikut berperan aktif dalam semua kegiatan P4S Cita Laksana Mandiri, kami ucapkan terima kasih. Semoga Allah selalu memberikan petunjuk bagi kita semua dan kita diberi kekuatan untuk mampu berpikir jernih serta dapat melakukan apa yang ada dalam pikiran kita untuk kebaikan umat manusia. Amiin. (P4S Cita Laksana Mandiri Blok IV Desa Pekik Nyaring Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah, 2010).
PENGUKUR KEMIRINGAN DAN KONTUR TANAH
PENGUKUR
KEMIRINGAN DAN KONTUR TANAH
"CLM 2010"
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PEDESAAN SWADAYA (P4S)
CITA LAKSANA MANDIRI
BLOK IV DESA PEKIK NYARING KECAMATAN PONDOK KELAPA
KABUPATEN BENGKULU TENGAH
e-mail : p4scitalaksanamandiri@yahoo.co.id Telp. 085268106016
2010
I. PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Alat sederhana yang dapat digunakan dalam upaya konservasi tanah sangat banyak sekali, seperti : alat pengukur kemiringan dengan slang plastik, SW 81, dan sebagainya. Sedangkan untuk pengukuran kontur dapat digunakan : slang plastik, SW 81, Ondol-ondol, dan lainnya. Walaupun demikian, P4S Cita Laksana Mandiri mencoba memodifikasi model alat pengukur kemiringan dan kontur tersebut dengan lebih akurat, sederhana, ekonimis, praktis, dan tahan lama./tidak mudah rusak, Alat tersebut diberi nama "CLM 2010"
CLM 2010 ini dirancang dan dibuat oleh Sailan, SP, M.Si (Pembina P4S/Koorluh BP3K Talang Pauh), alumnus Program Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (S2), Konsentrasi Ilmu Konservasi Sumberdaya Hayati, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu (UNIB) Tahun 2010. Ide dan rancangan pembuatan CLM 2010 ini, beliau sampaikan dan diimplementasikan di P4S Cita Laksana Mandiri, hingga pada akhirnya CLM 2010 tersebut menjadi kenyataan dan diaplikasikan di P4S Cita Laksana Mandiri.
Sebagai penghargaan tertinggi yang diberikan kepada P4S Cita Laksana Mandiri, maka alat tersebut diberi nama "CLM 2010". CLM 2010 diambil dari nama P4S Cita Laksana Mandiri (CLM), sedangkan 2010 adalah tahun pembuatan.
1. 2. Manfaat CLM 2010
CLM 2010 mudah dioperasikan, dapat mengukur kemiringan dan kontur, akurat, perhitungan yang digunakan sederhana dan memberikan nilai pemberdayaan kepada pelaku utama.
II. CLM 2010
CLM 2010 secara umum terdiri atas 2 bagian, yaitu : bagian pertama adalah dasar CLM 2010 sebagai pengukur kontur. Pengukuran kontur ini menggunakan papan datar yang dilengkapi dengan Water Pas. Bagian kedua adalah :pengukur ketinggian tebing, yang dilengkapi dengan 1 buah meteran di bagian bawah untuk mengukur panjang tebing (kontrol Phitagoras) dan 1 buah meteran pada siku pengukur ketinggian untuk mengukur jarak sama datar CLM 2010 dengan puncak ketinggian tebing.
III. PEMBUATAN CLM 2010
3.1. Bahan-bahan yang diperlukan
1. Papan tebal 3 cm, lebar 7 cm, dan panjang 150 cm
2.Papan tebal 3 cm, lebar 5 cm, dan panjang 200 cm (2 buah)
3.Meteran 2 buah
3.Water Pas 1 buah
4.Paku secukupnya
3.2. Alat-alat yang diperlukan
1.Sugu Kayu
2.Gergaji
3.Pahat
4.Palu
3.3. Cara Pembuatan CLM 2010
1.Papan disugu halus dan semua sisi harus lurus
2.Papan tebal 3 cm, lebar 7 cm, dan panjang 150 cm digunakan sebagai dasar CLM 2010 untuk mengukur kontur, 5 cm ke kiri dan kanan dari garis tengah panjang papan dibuat lubang pahatan (lebar 3 cm, dalam 1,5 cm, dan panjang 10 cm) untuk masuknya pengukur ketinggian, disamping lubang pahatan sejajar panjang dasar CLM 2010 diletakkan Water Pas.
3.Pasang segi tiga penguat pada ujung lubang pahatan bagian kiri dan kanan. (bagian dalam segi tiga dibuat alur untuk rel masuknya tegakan CLM 2010)
4.Papan tebal 3 cm, lebar 5 cm, dan panjang 200 cm (2 buah) dijadikan satu dan pada bagian tengahnya dibuat alur untuk tempat naik turunnya siku pengatur ketinggian, pada bagian bawahnya dibuat jepitan untuk melekatkan meteran.
4.Bagian atas siku pengatur ketinggian dekat tegakan CLM 2010 diletakkan meteran untuk mengukur jarak antara CLM 2010 sama datar dengan puncak ketinggian kemiringan tanah
III. CARA PENGGUNAAN CLM 2010
1. Letakkan Dasar CLM 2010 di atas permukaan tanah pada bagian bawah kemiringan tanah yang akan dikonservasi dengan arah melintang kemiringan tanah
2. Atur salah satu sisi CLM 2010 (kiri atau kanan) hingga water pas tepat menunjukkan keseimbangan
3. Pasangkan pengukur ketinggian di atas dasar CLM 2010
4. Tarik meteran pada bagian bawah CLM 2010 sampai ke puncak kemiringan tanah yang akan dikonservasi dan pasang patok
5. Catat jarak antara CLM 2010 sampai ke puncak kemiringan tanah yang akan dikonservasi (meter)
6. Tarik meteran bagian atas CLM 2010 sampai puncak kemiringan tanah yang akan dikonservasi dan ikatkan pada patok point 4
7. Atur siku-siku CLM 2010 hingga membentuk sudut 90 derajat dengan puncak kemiringan tanah yang akan dikonservasi, catat jarak dari siku-siku CLM 2010 sampai ke puncak kemiringan tanah yang akan dikonservasi (meter)
8. Catat berapa ketinggian dari dasar CLM 2010 sampai siku-siku CLM 2010 sampai sama datar dengan titik puncak kemiringan tanah yang akan dikonservasi (meter)
9. Hitung persentase kemiringan tanah, dengan rumus : tangen Alpa x 100 %
10. Contoh Perhitungan :
- Ketinggian siku-siku CLM 2010 sampai sama datar dengan titik puncak kemiringan tanah yang akan dikonservasi = 0,3 meter
- Jarak dari CLM 2010 sampai dengan titik puncak kemiringan tanah yang akan dikonservasi 10 meter
Kemiringan Tanah = 0.3 meter / 10 meter x 100 % = 3 %
11. Setelah persentase kemiringan tanah diketahui, cabutlah tegakan CLM 2010 dan amankan agar tidak rusak (Dasar CLM 2010 tetap pada posisinya)
12. Lanjutkan pekerjaan untuk menentukan kontur dengan memasang patok pada sisi kiri dan kanan CLM 2010
13. Angkat dasar CLM 2010 dan tempatkan sisi kirinya pada patok kanan pada point 12
14. Pastikan Water Pas tepat pada keseimbangan dengan cara menggeserkan sisi kanan CLM 2010 ke atas atau bawah kemiringan tanah
15. Apabila Water pas sudah seimbang, pasang patok berikutnya pada sisi kanan CLM 2010
16. Lanjutkan pengukuran kontur seperti pada point 13, 14, dan 15 untuk patok kontur berikutnya
IV. PENUTUP
CLM 2010 tercipta untuk membantu anda dalam mengkonservasi lahan pertanian agar tanah tidak tererosi oleh air, angin dan sebagainya. Sekali anda mengenal CLM 2010, pastikan bahwa anda telah mengenal P4S Cita Laksana Mandiri (CLM) Blok IV Desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah. Kami yakin anda banyak punya ide dan pemikiran yang gemilang, oleh karena itu aplikasikanlah apa yang ada dalam pikiran anda hingga menjadi kenyataan, berguna, dan bermanfaat dalam kehidupan umat manusia.
Terima kasih atas perhatiannya dan salam kompak selalu dari P4S Cita Laksana Mandiri. Kedatangan anda untuk sharing, magang, riset aksi, dan dalam upaya pemberdayaan petani sangat kami harapkan.
KEMIRINGAN DAN KONTUR TANAH
"CLM 2010"
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PEDESAAN SWADAYA (P4S)
CITA LAKSANA MANDIRI
BLOK IV DESA PEKIK NYARING KECAMATAN PONDOK KELAPA
KABUPATEN BENGKULU TENGAH
e-mail : p4scitalaksanamandiri@yahoo.co.id Telp. 085268106016
2010
I. PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Alat sederhana yang dapat digunakan dalam upaya konservasi tanah sangat banyak sekali, seperti : alat pengukur kemiringan dengan slang plastik, SW 81, dan sebagainya. Sedangkan untuk pengukuran kontur dapat digunakan : slang plastik, SW 81, Ondol-ondol, dan lainnya. Walaupun demikian, P4S Cita Laksana Mandiri mencoba memodifikasi model alat pengukur kemiringan dan kontur tersebut dengan lebih akurat, sederhana, ekonimis, praktis, dan tahan lama./tidak mudah rusak, Alat tersebut diberi nama "CLM 2010"
CLM 2010 ini dirancang dan dibuat oleh Sailan, SP, M.Si (Pembina P4S/Koorluh BP3K Talang Pauh), alumnus Program Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (S2), Konsentrasi Ilmu Konservasi Sumberdaya Hayati, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu (UNIB) Tahun 2010. Ide dan rancangan pembuatan CLM 2010 ini, beliau sampaikan dan diimplementasikan di P4S Cita Laksana Mandiri, hingga pada akhirnya CLM 2010 tersebut menjadi kenyataan dan diaplikasikan di P4S Cita Laksana Mandiri.
Sebagai penghargaan tertinggi yang diberikan kepada P4S Cita Laksana Mandiri, maka alat tersebut diberi nama "CLM 2010". CLM 2010 diambil dari nama P4S Cita Laksana Mandiri (CLM), sedangkan 2010 adalah tahun pembuatan.
1. 2. Manfaat CLM 2010
CLM 2010 mudah dioperasikan, dapat mengukur kemiringan dan kontur, akurat, perhitungan yang digunakan sederhana dan memberikan nilai pemberdayaan kepada pelaku utama.
II. CLM 2010
CLM 2010 secara umum terdiri atas 2 bagian, yaitu : bagian pertama adalah dasar CLM 2010 sebagai pengukur kontur. Pengukuran kontur ini menggunakan papan datar yang dilengkapi dengan Water Pas. Bagian kedua adalah :pengukur ketinggian tebing, yang dilengkapi dengan 1 buah meteran di bagian bawah untuk mengukur panjang tebing (kontrol Phitagoras) dan 1 buah meteran pada siku pengukur ketinggian untuk mengukur jarak sama datar CLM 2010 dengan puncak ketinggian tebing.
III. PEMBUATAN CLM 2010
3.1. Bahan-bahan yang diperlukan
1. Papan tebal 3 cm, lebar 7 cm, dan panjang 150 cm
2.Papan tebal 3 cm, lebar 5 cm, dan panjang 200 cm (2 buah)
3.Meteran 2 buah
3.Water Pas 1 buah
4.Paku secukupnya
3.2. Alat-alat yang diperlukan
1.Sugu Kayu
2.Gergaji
3.Pahat
4.Palu
3.3. Cara Pembuatan CLM 2010
1.Papan disugu halus dan semua sisi harus lurus
2.Papan tebal 3 cm, lebar 7 cm, dan panjang 150 cm digunakan sebagai dasar CLM 2010 untuk mengukur kontur, 5 cm ke kiri dan kanan dari garis tengah panjang papan dibuat lubang pahatan (lebar 3 cm, dalam 1,5 cm, dan panjang 10 cm) untuk masuknya pengukur ketinggian, disamping lubang pahatan sejajar panjang dasar CLM 2010 diletakkan Water Pas.
3.Pasang segi tiga penguat pada ujung lubang pahatan bagian kiri dan kanan. (bagian dalam segi tiga dibuat alur untuk rel masuknya tegakan CLM 2010)
4.Papan tebal 3 cm, lebar 5 cm, dan panjang 200 cm (2 buah) dijadikan satu dan pada bagian tengahnya dibuat alur untuk tempat naik turunnya siku pengatur ketinggian, pada bagian bawahnya dibuat jepitan untuk melekatkan meteran.
4.Bagian atas siku pengatur ketinggian dekat tegakan CLM 2010 diletakkan meteran untuk mengukur jarak antara CLM 2010 sama datar dengan puncak ketinggian kemiringan tanah
III. CARA PENGGUNAAN CLM 2010
1. Letakkan Dasar CLM 2010 di atas permukaan tanah pada bagian bawah kemiringan tanah yang akan dikonservasi dengan arah melintang kemiringan tanah
2. Atur salah satu sisi CLM 2010 (kiri atau kanan) hingga water pas tepat menunjukkan keseimbangan
3. Pasangkan pengukur ketinggian di atas dasar CLM 2010
4. Tarik meteran pada bagian bawah CLM 2010 sampai ke puncak kemiringan tanah yang akan dikonservasi dan pasang patok
5. Catat jarak antara CLM 2010 sampai ke puncak kemiringan tanah yang akan dikonservasi (meter)
6. Tarik meteran bagian atas CLM 2010 sampai puncak kemiringan tanah yang akan dikonservasi dan ikatkan pada patok point 4
7. Atur siku-siku CLM 2010 hingga membentuk sudut 90 derajat dengan puncak kemiringan tanah yang akan dikonservasi, catat jarak dari siku-siku CLM 2010 sampai ke puncak kemiringan tanah yang akan dikonservasi (meter)
8. Catat berapa ketinggian dari dasar CLM 2010 sampai siku-siku CLM 2010 sampai sama datar dengan titik puncak kemiringan tanah yang akan dikonservasi (meter)
9. Hitung persentase kemiringan tanah, dengan rumus : tangen Alpa x 100 %
10. Contoh Perhitungan :
- Ketinggian siku-siku CLM 2010 sampai sama datar dengan titik puncak kemiringan tanah yang akan dikonservasi = 0,3 meter
- Jarak dari CLM 2010 sampai dengan titik puncak kemiringan tanah yang akan dikonservasi 10 meter
Kemiringan Tanah = 0.3 meter / 10 meter x 100 % = 3 %
11. Setelah persentase kemiringan tanah diketahui, cabutlah tegakan CLM 2010 dan amankan agar tidak rusak (Dasar CLM 2010 tetap pada posisinya)
12. Lanjutkan pekerjaan untuk menentukan kontur dengan memasang patok pada sisi kiri dan kanan CLM 2010
13. Angkat dasar CLM 2010 dan tempatkan sisi kirinya pada patok kanan pada point 12
14. Pastikan Water Pas tepat pada keseimbangan dengan cara menggeserkan sisi kanan CLM 2010 ke atas atau bawah kemiringan tanah
15. Apabila Water pas sudah seimbang, pasang patok berikutnya pada sisi kanan CLM 2010
16. Lanjutkan pengukuran kontur seperti pada point 13, 14, dan 15 untuk patok kontur berikutnya
IV. PENUTUP
CLM 2010 tercipta untuk membantu anda dalam mengkonservasi lahan pertanian agar tanah tidak tererosi oleh air, angin dan sebagainya. Sekali anda mengenal CLM 2010, pastikan bahwa anda telah mengenal P4S Cita Laksana Mandiri (CLM) Blok IV Desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah. Kami yakin anda banyak punya ide dan pemikiran yang gemilang, oleh karena itu aplikasikanlah apa yang ada dalam pikiran anda hingga menjadi kenyataan, berguna, dan bermanfaat dalam kehidupan umat manusia.
Terima kasih atas perhatiannya dan salam kompak selalu dari P4S Cita Laksana Mandiri. Kedatangan anda untuk sharing, magang, riset aksi, dan dalam upaya pemberdayaan petani sangat kami harapkan.
Jumat, 06 Mei 2011
PROFIL P4S CITA LAKSANA MANDIRI 2010
COMPANY PROFILE
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PERDESAAN SWADAYA (P4S)
“CITA LAKSANA MANDIRI”
OLEH : ZULFAHMI
Desa Pekik Nyaring Blok IV Kec. Pondok Kelapa Kab. Bengkulu Tengah Prov. Bengkulu
e-mail : p4scitalaksanamandiri@yahoo.co.id Telpon : 085268106016
PROFILE
Nama Lembaga : KELOMPOK P4S CITA LAKSANA MANDIRI
Berdiri : 24 MARET 2010
Pendiri : H. MUHAMMAD NUR
Status :
1. Akte Deni yohanes, SH.M.Kn
No: 85
Tanggal: 16-04-2010
2. Tanggal Registrasi : 27 Maret 2010
3. NPWP :
4. Nomor Rekening : 5587-01-004860-53-6.
BRI Unit Pondok Kelapa
5. Alamat : Desa Pekik Nyaring Blok IV
Kec Pondok Kelapa Kab. Bengkulu Tengah
6. Telpon/HP : 085268106016
Sejarah P4S Cita Laksana Mandiri
P4S Cita Laksana Mandiri ini dikelilingi oleh daerah persawahan seluas 350 Ha, perkebunan kelapa sawit rakyat 30 ha, karet rakyat 25 ha, dan pemukiman penduduk desa Pekik yaring dan Srikuncoro. Potensi yang dimiliki P4S Cita Laksana Mandiri, antara lain adalah : kebun sawit 27 ha, sawah 15 ha, perkarangan 12 ha, ternak kambing 20 ekor, ayam 200 ekor, dan kolam ikan air tawar 0,5 ha
Pada awalnya sebelum menjadi P4S Cita Laksana Mandiri, Bapak H. M. Nur ( Magek Jaya) pengusaha toko buku di Jl. Soeprapto pusat kota Bengkulu membeli tanah seluas 34 ha di desa Pekik Nyaring Kecamatan Pondok Kelapa kabupaten Bengkulu Tengah. Lahan tersebut kemudian dikelola dengan berbagai usaha, antara lain : Kelapa sawit, karet, salak pondoh, singon laut, jagung, kacang tanah dan sayuran dataran rendah, perternakan sapi, kambing, ayam buras, dan perikanan air tawar. Tenaga kerja yang dipakai adalah buruh harian yang berada di lingkungan desa Pekik Nyaring.
Pengalaman menunjukkan bahwa usaha tani yang dilakukan selama ini banyak mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan karena manajemen dan pengawasan hanya dilakukan oleh pihak Magek Jaya saja dan para pekerja yang langsung mendapat perintah dari pemilik lahan. Keadaan ini sangat disadari, karena pengalaman berusaha tani pemilik tanah belum ada, sedangkan usaha tani yang dikelola sangat beragram dan luas.
Menyimak beberapa kegagalan tersebut, Bapak H.M.Nur memberikan mandat kepada putranya yang bernama Zulfahmi untuk melanjutkan dan membenahi sistem yang ada selama ini. Dengan dorongan semangat yang ada, Bapak Zulfahmi bersama masyrakat sekitarnya berkoordinasi dengan Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan ( BP3K) Talang pauh untuk menumbuhkan kelompok tani. Pada Tanggal 16 febuari 2009 tumbuhlah sebuah kelompok tani yang diberi nama “ Cita Laksana” dan dikukuhkan oleh Bapak Kepala Desa Pekik Nyaring ( Sularno). Dengan rasa kebersamaan ini, peningkatan usaha yang dilakukan semakin terang dan menguntungkan. Pemberdayaan kelompok tani terus dilakukan oleh Penyuluh BP3K Talang Pauh secara kontinyu.
Melihat kemajuan dan potensi yang ada, Koordinator BP3K Talang Pauh (Sailan,SP., M.Si) bekerjasama dengan Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K dan BP4K) dan Kontak Tani Andalan Kecamatan Pondok Kelapa menyarankan agar kelompok tani Cita Laksana dapat membentuk Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S). Saran tersebut ditanggapi secara positif dan mendapat dukungan dari Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Bengkulu Tengah. Pada tanggal 24 Maret 2007 terbentuk sebuah Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) yang diberi nama “Cita Laksana Mandiri”
KEGIATAN P4S CITA LAKSANA MANDIRI
Sebagai Berikut :
Pembinaan masyarakat miskin guna membantu Pemerintahan dalam meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat.
Pembentukan kelompok masyarakat dan percontohan UKS dan KUBE
Mengadakan pendidikan luar sekolah/ non formal.
Turut serta membantu pemerintahan dalam menyelengarakan pendidikan dan pelatihan serta pemagangan masyarakat dan petani dibidang pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, industri rumah tangga, dan Konservasi sumber daya alam.
Turut membantu pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan mental, spritual, ketaatan kepada agama bagi generasi muda dan masyarakat umum
Pemberdayaan perempuan tuna karya dan ibu- ibu rumah tangga
Mengadakan Pemberdayaan sosial bagi penyandang / penyakit sosial dan korban bencana alam
STRUKTUR ORGANISASI PENGURUS P4S CITA LAKSANA MANDIRI
PIMPINAN :ZULFAHMI
SEKRETARIS : H E L M I
BENDAHARA : ISMAIL
VISI DAN MISI
VISI
Menjadi Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya Unggulan dalam Kerangka Pemberdayaan Sosial, Ekonomi dan Kebudayaan Masyarakat
MISI
Menghasilkan SDM yang tangguh, Profesional dan produktif
Menjadi mitra Pemerintah dalam pengembangan sumber daya manusia dibidang sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.
Meningkatkan daya saing tenaga kerja sesuai kompetensi daerah
Meningkatkan pemberdayaan sosial dan ekonomi masyarakat melalui program pendidikan bernuansa wirausaha
Memberikan pendidikan dan keterampilan yang terkait dan sepadan (link & match) dengan dunia kerja, usaha dan indsutri
Mendidik masyarakat agar lebih menyadari dan peduli terhadap lingkungan sosial, ekonomi, budaya, dan agama
POTENSI LEMBAGA P4S CITA LAKSANA MANDIRI
Lembaga P4S CITA LAKSANA MANDIRI, berada di lingkungan usaha pertanian sawah, perikanan, sayuran dan peternakan
Memiliki Ruang sekretariat, ruang belajar, lahan praktek, perpustakaan, kamar tidur, dapur umum, dan tanaman
Sarana dan prasarana penunjang kegitaan pelatihan/ pemagangan
Alat transportasi roda empat dan roda dua untuk oprasional peserta
Media dan peralatan praktek dan alat bantu penyuluhan
Kelompok tani, pengajian ibu-ibu, kelompok KUBE, kelompok wanita P2KP,UMKM, dan kelompok penyandang sosial
KEKAYAAN, SARANA DAN PRASARANA P4S CITA LAKSANA MANDIRI
Kas Kelompok P4S : Rp. 1.750.000
Luas lahan : 27 hektar
Ruang belajar kapasitas 30 orang : 1 unit
Ruang kantor atau sekretariat : 1 unit
Lahan Praktek : 4 unit
White board : 2 unit
Ruang Perpustakaan : 1 unit
Kamar tidur : 3 unit
Kamar mandi : 2 unit
Meja setengah biro : 1 unit
Kursi : 4 buah
Genset : 1 unit
Komputer / laptop : 2 buah
Peralatan pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan
KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN P4S CITA LAKSANA MANDIRI
1. Melaksanakan pertemuan rutin kelompoktani
2. Melakukan pengolahan lahan
3. Membuat teras bangku
4. Membuat contoh kolam limbah rumah tangga.
5. Membentuk kelompok binaan SMD
6. Membentuk kegiatan dan kelompok UMKM
7. Menerima study banding pelatihan manajemen se Provinsi Bengkulu
8. Mengadakan pelatihan kelompoktani se Kecamatan Pondok Kelapa
9. Mengirim peserta pelatihan ke Dinas Perkebunan Propinsi Bengkulu, Bakorluh
Bengkulu dan Balai Pelatihan Pertanian Propinsi Lampung
10. Membuat proposal KUPS
11. Temu Koordinasi dengan BP3K Talang Pauh
12. Temu Koordinasi dengan BP4K Kabupaten Bengkulu Tengah
13. Temu Koordinasi dengan Bakorluh Provinsi Bengkulu
14. Temu Koordinasi dengan BK3S Provinsi Bengkulu
15. Menerima kunjungan Badan SDM Pertanian Jakarta
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PERDESAAN SWADAYA (P4S)
“CITA LAKSANA MANDIRI”
OLEH : ZULFAHMI
Desa Pekik Nyaring Blok IV Kec. Pondok Kelapa Kab. Bengkulu Tengah Prov. Bengkulu
e-mail : p4scitalaksanamandiri@yahoo.co.id Telpon : 085268106016
PROFILE
Nama Lembaga : KELOMPOK P4S CITA LAKSANA MANDIRI
Berdiri : 24 MARET 2010
Pendiri : H. MUHAMMAD NUR
Status :
1. Akte Deni yohanes, SH.M.Kn
No: 85
Tanggal: 16-04-2010
2. Tanggal Registrasi : 27 Maret 2010
3. NPWP :
4. Nomor Rekening : 5587-01-004860-53-6.
BRI Unit Pondok Kelapa
5. Alamat : Desa Pekik Nyaring Blok IV
Kec Pondok Kelapa Kab. Bengkulu Tengah
6. Telpon/HP : 085268106016
Sejarah P4S Cita Laksana Mandiri
P4S Cita Laksana Mandiri ini dikelilingi oleh daerah persawahan seluas 350 Ha, perkebunan kelapa sawit rakyat 30 ha, karet rakyat 25 ha, dan pemukiman penduduk desa Pekik yaring dan Srikuncoro. Potensi yang dimiliki P4S Cita Laksana Mandiri, antara lain adalah : kebun sawit 27 ha, sawah 15 ha, perkarangan 12 ha, ternak kambing 20 ekor, ayam 200 ekor, dan kolam ikan air tawar 0,5 ha
Pada awalnya sebelum menjadi P4S Cita Laksana Mandiri, Bapak H. M. Nur ( Magek Jaya) pengusaha toko buku di Jl. Soeprapto pusat kota Bengkulu membeli tanah seluas 34 ha di desa Pekik Nyaring Kecamatan Pondok Kelapa kabupaten Bengkulu Tengah. Lahan tersebut kemudian dikelola dengan berbagai usaha, antara lain : Kelapa sawit, karet, salak pondoh, singon laut, jagung, kacang tanah dan sayuran dataran rendah, perternakan sapi, kambing, ayam buras, dan perikanan air tawar. Tenaga kerja yang dipakai adalah buruh harian yang berada di lingkungan desa Pekik Nyaring.
Pengalaman menunjukkan bahwa usaha tani yang dilakukan selama ini banyak mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan karena manajemen dan pengawasan hanya dilakukan oleh pihak Magek Jaya saja dan para pekerja yang langsung mendapat perintah dari pemilik lahan. Keadaan ini sangat disadari, karena pengalaman berusaha tani pemilik tanah belum ada, sedangkan usaha tani yang dikelola sangat beragram dan luas.
Menyimak beberapa kegagalan tersebut, Bapak H.M.Nur memberikan mandat kepada putranya yang bernama Zulfahmi untuk melanjutkan dan membenahi sistem yang ada selama ini. Dengan dorongan semangat yang ada, Bapak Zulfahmi bersama masyrakat sekitarnya berkoordinasi dengan Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan ( BP3K) Talang pauh untuk menumbuhkan kelompok tani. Pada Tanggal 16 febuari 2009 tumbuhlah sebuah kelompok tani yang diberi nama “ Cita Laksana” dan dikukuhkan oleh Bapak Kepala Desa Pekik Nyaring ( Sularno). Dengan rasa kebersamaan ini, peningkatan usaha yang dilakukan semakin terang dan menguntungkan. Pemberdayaan kelompok tani terus dilakukan oleh Penyuluh BP3K Talang Pauh secara kontinyu.
Melihat kemajuan dan potensi yang ada, Koordinator BP3K Talang Pauh (Sailan,SP., M.Si) bekerjasama dengan Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K dan BP4K) dan Kontak Tani Andalan Kecamatan Pondok Kelapa menyarankan agar kelompok tani Cita Laksana dapat membentuk Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S). Saran tersebut ditanggapi secara positif dan mendapat dukungan dari Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Bengkulu Tengah. Pada tanggal 24 Maret 2007 terbentuk sebuah Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) yang diberi nama “Cita Laksana Mandiri”
KEGIATAN P4S CITA LAKSANA MANDIRI
Sebagai Berikut :
Pembinaan masyarakat miskin guna membantu Pemerintahan dalam meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat.
Pembentukan kelompok masyarakat dan percontohan UKS dan KUBE
Mengadakan pendidikan luar sekolah/ non formal.
Turut serta membantu pemerintahan dalam menyelengarakan pendidikan dan pelatihan serta pemagangan masyarakat dan petani dibidang pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, industri rumah tangga, dan Konservasi sumber daya alam.
Turut membantu pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan mental, spritual, ketaatan kepada agama bagi generasi muda dan masyarakat umum
Pemberdayaan perempuan tuna karya dan ibu- ibu rumah tangga
Mengadakan Pemberdayaan sosial bagi penyandang / penyakit sosial dan korban bencana alam
STRUKTUR ORGANISASI PENGURUS P4S CITA LAKSANA MANDIRI
PIMPINAN :ZULFAHMI
SEKRETARIS : H E L M I
BENDAHARA : ISMAIL
VISI DAN MISI
VISI
Menjadi Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya Unggulan dalam Kerangka Pemberdayaan Sosial, Ekonomi dan Kebudayaan Masyarakat
MISI
Menghasilkan SDM yang tangguh, Profesional dan produktif
Menjadi mitra Pemerintah dalam pengembangan sumber daya manusia dibidang sosial, ekonomi dan budaya masyarakat.
Meningkatkan daya saing tenaga kerja sesuai kompetensi daerah
Meningkatkan pemberdayaan sosial dan ekonomi masyarakat melalui program pendidikan bernuansa wirausaha
Memberikan pendidikan dan keterampilan yang terkait dan sepadan (link & match) dengan dunia kerja, usaha dan indsutri
Mendidik masyarakat agar lebih menyadari dan peduli terhadap lingkungan sosial, ekonomi, budaya, dan agama
POTENSI LEMBAGA P4S CITA LAKSANA MANDIRI
Lembaga P4S CITA LAKSANA MANDIRI, berada di lingkungan usaha pertanian sawah, perikanan, sayuran dan peternakan
Memiliki Ruang sekretariat, ruang belajar, lahan praktek, perpustakaan, kamar tidur, dapur umum, dan tanaman
Sarana dan prasarana penunjang kegitaan pelatihan/ pemagangan
Alat transportasi roda empat dan roda dua untuk oprasional peserta
Media dan peralatan praktek dan alat bantu penyuluhan
Kelompok tani, pengajian ibu-ibu, kelompok KUBE, kelompok wanita P2KP,UMKM, dan kelompok penyandang sosial
KEKAYAAN, SARANA DAN PRASARANA P4S CITA LAKSANA MANDIRI
Kas Kelompok P4S : Rp. 1.750.000
Luas lahan : 27 hektar
Ruang belajar kapasitas 30 orang : 1 unit
Ruang kantor atau sekretariat : 1 unit
Lahan Praktek : 4 unit
White board : 2 unit
Ruang Perpustakaan : 1 unit
Kamar tidur : 3 unit
Kamar mandi : 2 unit
Meja setengah biro : 1 unit
Kursi : 4 buah
Genset : 1 unit
Komputer / laptop : 2 buah
Peralatan pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan
KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN P4S CITA LAKSANA MANDIRI
1. Melaksanakan pertemuan rutin kelompoktani
2. Melakukan pengolahan lahan
3. Membuat teras bangku
4. Membuat contoh kolam limbah rumah tangga.
5. Membentuk kelompok binaan SMD
6. Membentuk kegiatan dan kelompok UMKM
7. Menerima study banding pelatihan manajemen se Provinsi Bengkulu
8. Mengadakan pelatihan kelompoktani se Kecamatan Pondok Kelapa
9. Mengirim peserta pelatihan ke Dinas Perkebunan Propinsi Bengkulu, Bakorluh
Bengkulu dan Balai Pelatihan Pertanian Propinsi Lampung
10. Membuat proposal KUPS
11. Temu Koordinasi dengan BP3K Talang Pauh
12. Temu Koordinasi dengan BP4K Kabupaten Bengkulu Tengah
13. Temu Koordinasi dengan Bakorluh Provinsi Bengkulu
14. Temu Koordinasi dengan BK3S Provinsi Bengkulu
15. Menerima kunjungan Badan SDM Pertanian Jakarta
System of Rice Intensification (SRI)
BUDIDAYA PADI
BERBASIS ORGANIK SRI
(System of Rice intensification)
OLEH : SAILAN, SP, M.Si
Pembina P4S Cita Laksana Mandiri
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PERDESAAN SWADAYA (P4S)
"CITA LAKSANA MANDIRI"
BLOK IV DESA PEKIK NYARING KECAMATAN PONDOK KELAPA
KABUPATEN BENGKULU TENGAH PROPINSI BENGKULU
e-mail : p4scitalaksanamandiri@yahoo.co.id Telpon : 085268106016
web-blog: p4sclm.blogspot.com
2010
LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH
Judul : Budidaya Padi Berbasis Organik SRI
Tujuan : Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap Penyuluh/petani tentang SRI
Metode : Ceramah dan Diskusi
Media : Peta Singkap
Waktu : 2 x 45 menit
Alat Bantu : Spidol, Karton, White Board
Pokok Kegiatan :
Uraian Waktu
Pendahuluan Pembukaan 2,5 menit
Perkenalan 2,5 menit
SRI 10 menit
Isi Materi 50 menit
Pengolahan Tanah
Pemilihan Benih Bernas dg Larutan Garam
Perendaman dan Penganginan Benih
Persemaian
Penanaman
Pemupukan
Penyiangan
Pemberian Air
Pengendalian Hama dan Penyakit
Panen
Diskusi 20 menit
Pengakhiran Kesimpulan 2.5 menit
Penutup 2,5 menit
SINOPSIS
Judul Materi : Budidaya Padi Berbasis Organik SRI
Bagian Awal :
Peningkatan dosis pemupukan anorganik perlu diimbangi dengan pemupukan organik. Tanaman padi bukan tanaman air, tetapi tanaman yang memerlukan air dan mampu hidup dalam kondisi tergenang air. Bahan organik mudah didapatkan disekitar tempat produksi dan rumah petani, ramah lingkungan, hasil produksi lebih berkualitas dan harga jual produk lebih tinggi. Prinsip metode SRI : Tanam bibit muda < 12 hari setelah semai, bibit 1 (satu) batang per titik tanaman dan jarak tanam jarang, pindah tanam sesegera mungkin ( < 30 menit) akar tidak putus dan terlipat, pemberian air macak – macak maksimal 2 cm dan terputus – putus, penyiangan lebih awal dan sesering mungkin dan dianjurkan untuk menggunakan pupuk organik.
Bagian Utama :
Pengolahan Tanah
- Dibajak/dicangkul,masukkan pupuk organik, digemburkan (struktur Lumpur sempurna), ratakan, air merata di atas petakan sawah, dan inkubasi 7 – 10 hari
Pemilihan Benih Bernas dengan Larutan Garam
- Masukkan air ke dalam ember plastik sebanyak 2 – 10 liter, masukkan telur ayam/itik ke dalam ember berisi air, masukkan garam dapur perlahan – lahan (aduk hingga larut), bila telur sudah naik ke permukaan air, penambahan garam dianggap cukup, keluarkan telur, dan masukkan benih padi ke dalam larutan bergaram, pisahkan benih yang mengapung dengan yang tenggelam, benih yang tenggelam dicuci dengan air bersih.
Perendaman dan Penganginan Benih
- Rendam benih bermutu dalam air selama 24 – 48 jam, benih diangkat dan ditiriskan (kering anginkan) selama 24 - 48 jam
Persemaian
- Di petakan sawah atau baki plastik atau kotak dari bambu (mudah waktu pemindahan, pencabutan dan penanaman). Tempat persemaian dilapisi daun pisang yang sudah dilemaskan, 3 – 5 hari sebelum benih disemaikan berikan tanah subur bercampur pupuk organik 1 : 1 dengan tinggi tanah 4 cm, taburkan benih yang sudah dikering anginkan / tiriskan di atas tempat persemaian dengan teliti, tutup dengan tanah subur atau campuran pupuk kandang dan kompos (usahakan setipis mungkin). Pada umur 5 hari setelah semai (HSS) bibit siap untuk di tanam (dibawah umur 15 HSS). Kebutuhan benih 5 – 7 kg/ha dari hasil perendaman (benih bermutu)
Penanaman
- Pola Bujur Sangkar 30 x 30 cm sampai 50 x 50 cm. Garis Petakan sawah dengan caplak, ambil bibit yang disemai beserta baki/ beseknya pada umur 5 – 15 HSS, lalu dibawa ke lahan yang akan ditanam, cabut bibit satu per satu dari pangkal perakaran pelan – pelan, usahakan akar tidak putus (sesegera mungkin ditanamkan), letakkan akar pada salah satu garis caplak, lalu ditutup tipis dengan tanah, posisi tanaman dan akar seperti huruf L
Pemupukan
- Ikuti rekomendasi anjuran pemupukan local spesifik Penyuluh Pertanian setempat, dan pupuk organik minimal 2 ton/ha (sesuai anjuran Petugas Pertanian).
Penyiangan
- Manual atau Rotary Weeder atau alat lain untuk membasmi gulma dan penggemburan tanah. Penyiangan 2 (dua) minggu sekali atau disesuaikan keadaan gulma yang ada. Semakin sering penyiangan dapat meningkatkan produksi padi
Pemberian Air
- Terputus – putus (intermitten) 1 minggu sekali sampai umur 50 – 60 HST, ketinggian air maksimal 2 cm (paling baik macak – macak/ 0,5 cm). Pada umur 50 – 60 HST air setinggi 5 -10 cm selama 4 hari (menekan anakan tidak produktif), lakukan pengeringan total sampai padi di panen.
Pengendalian Hama dan Penyakit
- Pengendalian hama dan penyakit terpadu dan tanam serempak. Hama Belalang, walang Sangit dan Kiong Mas dibuatkan perangkap, Wereng dikendalikan dengan penaburan abu gosok. Ingat ! Penggunaan pestisida hanya dapat dilakukan apabila hama dan penyakit belum dapat diatasi dengan cara lain.
Panen
- Semua bulir sudah menguning/gabah sudah masak (bila digigit tidak berair). Waktu panen SRI lebih cepat disbanding sistem konvensional
Bagian Terakhir :
SRI mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara : pengelolaan tanaman, tanah, air, dan unsur hara. Metode ini dapat menghemat air, hemat biaya, hemat waktu, dan meningkatkan produksi.
LEMBAR PETUNJUK LAPANGAN
PENYULUHAN
Materi : Budidaya Padi Berbasis Organik SRI
1. TIK : Agar Penyuluh dan Petani memahami SRI
2. Metode : Pertemuan Penyuluh dan Kontak Tani di BP3K/Diskusi
3. Media : Peta singkap
4. Waktu : 2 x 45 menit
5. Lokasi : P4S CITA LAKSANA MANDIRI
6. Langkah Kerja
No Urutan Langkah Kerja Keterangan
1 Pembukaan
Sejarah singkat SRI 15 menit
2 Budidaya Padi Berbasis Organik SRI 50 menit
3 Diskusi untuk pendalaman Budidaya Padi Berbasis SRI 20 menit
4 Penutup
Menyampaikan rangkuman hasil pertemuan dan materi yang disampaikan 5 menit
7. Alat dan Bahan
Peta singkap, Spidol, kertas HVS
8. Gladi dan Pendalaman Materi
Salah seorang Penyuluh/Kontak Tani disuruh menerangkan perbedaan budidaya padi SRI dengan cara konvensional.
9. Evaluasi
Bertanya kepada salah satu Penyuluh/Kontak Tani tentang kelebihan budidaya padi berbasis organik SRI
10. Pengakhiran
Memberikan motivasi kepada Penyuluh/Kontak Tani untuk mensosialisasikan budidaya padi berbasis SRI.
BUDIDAYA PADI BERBASIS ORGANIK SRI
(System of Rice intensification)
OLEH : SAILAN, SP, M.Si
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PERDESAAN SWADAYA (P4S)
"CITA LAKSANA MANDIRI"
BLOK IV DESA PEKIK NYARING KECAMATAN PONDOK KELAPA
KABUPATEN BENGKULU TENGAH PROPINSI BENGKULU
e-mail : p4scitalaksanamandiri@yahoo.co.id Telpon : 085268106016
web-blog: p4sclm.blogspot.com
2010
BUDIDAYA PADI BERBASIS ORGANIK SRI
(System of Rice intensification)
Oleh : Sailan, SP, M.Si
Pembina P4S Cita Laksana Mandiri
I. PENDAHULUAN
Prioritas permasalahan pembangunan pertanian saat ini adalah : pemantapan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing, penanggulangan pengangguran dan kemiskinan serta peningkatan kesejahteraan petani. Peningkatan dosis pemupukan anorganik tanpa diimbangi dengan pemupukan organik terbukti tidak mampu untuk meningkatkan produktivitas padi. Pada tahun 1980 tercatat 60 persen luas areal persawahan di Indonesia hanya mengandung C – organik tanah < 1,5 persen dan pada tahun 1999 luas lahan yang mengandung C – organik tanah < 1,5 persen meningkat menjadi 80 persen. Pada tahun 1980, 1990 dan 1999 Peningkatan dosis pupuk anorganik berturut – turut 268 kg/ha, 410 kg/ha dan 417 kg/ha produksi rata – rata 3,8 ton/ha, 5,1 ton/ha dan 4,8 ton/ha, hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan produktivitas sebesar 300 kg/ha pada tahun 1999.
Tanaman padi bukan tanaman air, tetapi tanaman yang memerlukan air dan mampu hidup dalam kondisi tergenang air. Dalam kondisi tergenang air (anaerob) tanaman padi memerlukan energi yang besar untuk membentuk kantung udara (jaringan aerenchym) pada kondisi ini 70 persen jaringan aerenchym mengalami degradasi dan mati, sedangkan pada kondisi lembab (aerob) jumlah sel aerenchym produktif lebih banyak selama masa vegetatif (moist during vegetatif fase), ini menunjukkan bahwa kebutuhan air dapat dihemat sampai 50 persen.
Pengaturan tata udara tanah dalam kondisi tanah lembab secara bergantian dapat meningkatkan keanekaragaman dan biota tanah untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi. Bahan organik mudah didapatkan disekitar tempat produksi dan rumah petani, ramah lingkungan, hasil produksi lebih berkualitas dan harga jual produk lebih tinggi. Prinsip – prinsip metode SRI adalah : Tanam bibit muda < 12 hari setelah semai, bibit 1 (satu) batang per titik tanaman dan jarak tanam jarang, pindah tanam sesegera mungkin ( < 30 menit) akar tidak putus dan terlipat, pemberian air macak – macak maksimal 2 cm dan terputus – putus, penyiangan lebih awal dan sesering mungkin dan dianjurkan untuk menggunakan pupuk organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada musim kemarau 1999 rata – rata produksi 6,2 ton/ha dan musim penghujan rata – rata 8,2 ton/ha (Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Sukamandi, Jawa Barat).
II. Pengolahan Tanah
- Tanah dibajak/dicangkul sedalam 25 – 30 cm sambil memasukkan pupuk organik
- Tanah digemburkan dengan garu sampai terbentuk struktur lumpur yang sempurna, lalu diratakan dengan ketinggian air merata di atas petakan sawah
- Lakukan inkubasi lahan sawah selama 7 – 10 hari
III. Pemilihan Benih Bernas dengan Larutan Garam
- Masukkan air ke dalam ember plastik sebanyak 2 – 10 liter
- Masukkan telur ayam/itik ke dalam ember berisi air
- Masukkan garam dapur perlahan – lahan dan aduk hingga larut, bila telur sudah naik ke permukaan air, penambahan garam dianggap cukup
- Keluarkan telur dari dalam ember dan masukkan benih padi ke dalam larutan bergaram perlahan – lahan
- Pisahkan benih yang mengapung dengan yang tenggelam
- Benih yang tenggelam dicuci dengan air bersih.
IV. Perendaman dan Penganginan Benih
- Rendam benih yang bermutu dalam air selama 24 – 48 jam
- Setelah direndam 24 – 48 jam benih diangkat dan ditiriskan (kering anginkan) selama 24 - 48 jam
V. Persemaian
- Dapat dilakukan di petakan sawah atau menggunakan baki plastik atau kotak yang terbuat dari bambu agar mudah pada waktu pemindahan, pencabutan dan penanaman
- Tempat persemaian dilapisi dengan daun pisang yang sudah dilemaskan, 3 – 5 hari sebelum benih disemaikan berikan tanah yang subur bercampur pupuk organik dengan perbandingan 1 : 1 dengan tinggi tanah 4 cm
- Taburkan benih yang sudah dikering anginkan / tiriskan di atas tempat persemaian dengan teliti lalu tutup dengan tanah yang subur atau campuran pupuk kandang dan kompos (usahakan setipis mungkin)
- Pada umur 5 hari setelah semai (HSS) bibit sudah siap untuk di tanam dan usahakan bibit sudah ditanam semuanya dibawah umur 15 HSS
- Kebutuhan benih 5 – 7 kg/ha dari hasil perendaman pada point IV di atas
VI. Penanaman
- Pola penanaman menggunakan Bujur Sangkar 30 x 30 cm sampai 50 x 50 cm
- Garis Petakan sawah dengan caplak
- Ambil bibit yang disemai beserta baki/ beseknya pada umur 5 – 15 HSS, lalu dibawa ke lahan yang akan ditanam
- Cabut bibit satu per satu dari pangkal perakaran pelan – pelan, usahakan akar tidak putus
- Setiap batang bibit yag telah dicabut sesegera mungkin ditanamkan (kurang dari 30 menit) sudah ditanam di petakan sawah (satu bibit setiap lubang tanam)
- Pada waktu menanam letakkan akar pada salah satu garis caplak, lalu ditutup tipis dengan tanah, posisi tanaman dan akar seperti huruf L
VII. Pemupukan
- Ikuti rekomendasi anjuran pemupukan local spesifik Penyuluh Pertanian setempat
- Gunakan pupuk organic minimal 2 ton/ha atau sesuai anjuran Petugas Pertanian
VIII. Penyiangan
- Dapat dilakukan secara manual atau menggunakan Rotary Weeder atau alat lain dengan tujuan untuk membasmi gulma dan penggemburan tanah
- Lakukan penyiangan sesering mungkin atau setiap 2 (dua) minggu sekali atau disesuaikan dengan keadaan gulma yang ada. Semakin sering penyiangan dilakukan dapat meningkatkan produksi padi
IX. Pemberian Air
- Air diberikan secara terputus – putus (intermitten) setiap 1 minggu sekali sampai tanaman padi umur 50 – 60 hari setelah tanam (HST) dengan ketinggian air maksimal 2 cm, paling baik tanah dalam keadaan macak – macak dengan ketinggian air 0,5 cm
- Pada umur 50 – 60 HST masukkan air setinggi 5 -10 cm selama 4 hari untuk menekan pertumbuhan anakan yang tidak produktif, setelah itu lakukan pengeringan total sampai padi di panen.
X. Pengendalian Hama dan Penyakit
- Gunakan konsep pengendalian hama dan penyakit terpadu, benih yang sehat dan resisten terhadap hama dan penyakit dan tanam serempak
- Hama Belalang, walang Sangit dan Kiong Mas dibuatkan perangkap sedangkan Wereng dikendalikan dengan penaburan abu gosok
- Ingat ! Penggunaan pestisida hanya dapat dilakukan apabila hama dan penyakit belum dapat diatasi dengan cara lain.
XI. Panen
- Bila semua bulir sudah menguning atau gabah sudah masak dengan indikasi bila digigit tidak berair
- Waktu panen SRI lebih cepat disbanding dengan system konvensional
BERBASIS ORGANIK SRI
(System of Rice intensification)
OLEH : SAILAN, SP, M.Si
Pembina P4S Cita Laksana Mandiri
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PERDESAAN SWADAYA (P4S)
"CITA LAKSANA MANDIRI"
BLOK IV DESA PEKIK NYARING KECAMATAN PONDOK KELAPA
KABUPATEN BENGKULU TENGAH PROPINSI BENGKULU
e-mail : p4scitalaksanamandiri@yahoo.co.id Telpon : 085268106016
web-blog: p4sclm.blogspot.com
2010
LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH
Judul : Budidaya Padi Berbasis Organik SRI
Tujuan : Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap Penyuluh/petani tentang SRI
Metode : Ceramah dan Diskusi
Media : Peta Singkap
Waktu : 2 x 45 menit
Alat Bantu : Spidol, Karton, White Board
Pokok Kegiatan :
Uraian Waktu
Pendahuluan Pembukaan 2,5 menit
Perkenalan 2,5 menit
SRI 10 menit
Isi Materi 50 menit
Pengolahan Tanah
Pemilihan Benih Bernas dg Larutan Garam
Perendaman dan Penganginan Benih
Persemaian
Penanaman
Pemupukan
Penyiangan
Pemberian Air
Pengendalian Hama dan Penyakit
Panen
Diskusi 20 menit
Pengakhiran Kesimpulan 2.5 menit
Penutup 2,5 menit
SINOPSIS
Judul Materi : Budidaya Padi Berbasis Organik SRI
Bagian Awal :
Peningkatan dosis pemupukan anorganik perlu diimbangi dengan pemupukan organik. Tanaman padi bukan tanaman air, tetapi tanaman yang memerlukan air dan mampu hidup dalam kondisi tergenang air. Bahan organik mudah didapatkan disekitar tempat produksi dan rumah petani, ramah lingkungan, hasil produksi lebih berkualitas dan harga jual produk lebih tinggi. Prinsip metode SRI : Tanam bibit muda < 12 hari setelah semai, bibit 1 (satu) batang per titik tanaman dan jarak tanam jarang, pindah tanam sesegera mungkin ( < 30 menit) akar tidak putus dan terlipat, pemberian air macak – macak maksimal 2 cm dan terputus – putus, penyiangan lebih awal dan sesering mungkin dan dianjurkan untuk menggunakan pupuk organik.
Bagian Utama :
Pengolahan Tanah
- Dibajak/dicangkul,masukkan pupuk organik, digemburkan (struktur Lumpur sempurna), ratakan, air merata di atas petakan sawah, dan inkubasi 7 – 10 hari
Pemilihan Benih Bernas dengan Larutan Garam
- Masukkan air ke dalam ember plastik sebanyak 2 – 10 liter, masukkan telur ayam/itik ke dalam ember berisi air, masukkan garam dapur perlahan – lahan (aduk hingga larut), bila telur sudah naik ke permukaan air, penambahan garam dianggap cukup, keluarkan telur, dan masukkan benih padi ke dalam larutan bergaram, pisahkan benih yang mengapung dengan yang tenggelam, benih yang tenggelam dicuci dengan air bersih.
Perendaman dan Penganginan Benih
- Rendam benih bermutu dalam air selama 24 – 48 jam, benih diangkat dan ditiriskan (kering anginkan) selama 24 - 48 jam
Persemaian
- Di petakan sawah atau baki plastik atau kotak dari bambu (mudah waktu pemindahan, pencabutan dan penanaman). Tempat persemaian dilapisi daun pisang yang sudah dilemaskan, 3 – 5 hari sebelum benih disemaikan berikan tanah subur bercampur pupuk organik 1 : 1 dengan tinggi tanah 4 cm, taburkan benih yang sudah dikering anginkan / tiriskan di atas tempat persemaian dengan teliti, tutup dengan tanah subur atau campuran pupuk kandang dan kompos (usahakan setipis mungkin). Pada umur 5 hari setelah semai (HSS) bibit siap untuk di tanam (dibawah umur 15 HSS). Kebutuhan benih 5 – 7 kg/ha dari hasil perendaman (benih bermutu)
Penanaman
- Pola Bujur Sangkar 30 x 30 cm sampai 50 x 50 cm. Garis Petakan sawah dengan caplak, ambil bibit yang disemai beserta baki/ beseknya pada umur 5 – 15 HSS, lalu dibawa ke lahan yang akan ditanam, cabut bibit satu per satu dari pangkal perakaran pelan – pelan, usahakan akar tidak putus (sesegera mungkin ditanamkan), letakkan akar pada salah satu garis caplak, lalu ditutup tipis dengan tanah, posisi tanaman dan akar seperti huruf L
Pemupukan
- Ikuti rekomendasi anjuran pemupukan local spesifik Penyuluh Pertanian setempat, dan pupuk organik minimal 2 ton/ha (sesuai anjuran Petugas Pertanian).
Penyiangan
- Manual atau Rotary Weeder atau alat lain untuk membasmi gulma dan penggemburan tanah. Penyiangan 2 (dua) minggu sekali atau disesuaikan keadaan gulma yang ada. Semakin sering penyiangan dapat meningkatkan produksi padi
Pemberian Air
- Terputus – putus (intermitten) 1 minggu sekali sampai umur 50 – 60 HST, ketinggian air maksimal 2 cm (paling baik macak – macak/ 0,5 cm). Pada umur 50 – 60 HST air setinggi 5 -10 cm selama 4 hari (menekan anakan tidak produktif), lakukan pengeringan total sampai padi di panen.
Pengendalian Hama dan Penyakit
- Pengendalian hama dan penyakit terpadu dan tanam serempak. Hama Belalang, walang Sangit dan Kiong Mas dibuatkan perangkap, Wereng dikendalikan dengan penaburan abu gosok. Ingat ! Penggunaan pestisida hanya dapat dilakukan apabila hama dan penyakit belum dapat diatasi dengan cara lain.
Panen
- Semua bulir sudah menguning/gabah sudah masak (bila digigit tidak berair). Waktu panen SRI lebih cepat disbanding sistem konvensional
Bagian Terakhir :
SRI mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara : pengelolaan tanaman, tanah, air, dan unsur hara. Metode ini dapat menghemat air, hemat biaya, hemat waktu, dan meningkatkan produksi.
LEMBAR PETUNJUK LAPANGAN
PENYULUHAN
Materi : Budidaya Padi Berbasis Organik SRI
1. TIK : Agar Penyuluh dan Petani memahami SRI
2. Metode : Pertemuan Penyuluh dan Kontak Tani di BP3K/Diskusi
3. Media : Peta singkap
4. Waktu : 2 x 45 menit
5. Lokasi : P4S CITA LAKSANA MANDIRI
6. Langkah Kerja
No Urutan Langkah Kerja Keterangan
1 Pembukaan
Sejarah singkat SRI 15 menit
2 Budidaya Padi Berbasis Organik SRI 50 menit
3 Diskusi untuk pendalaman Budidaya Padi Berbasis SRI 20 menit
4 Penutup
Menyampaikan rangkuman hasil pertemuan dan materi yang disampaikan 5 menit
7. Alat dan Bahan
Peta singkap, Spidol, kertas HVS
8. Gladi dan Pendalaman Materi
Salah seorang Penyuluh/Kontak Tani disuruh menerangkan perbedaan budidaya padi SRI dengan cara konvensional.
9. Evaluasi
Bertanya kepada salah satu Penyuluh/Kontak Tani tentang kelebihan budidaya padi berbasis organik SRI
10. Pengakhiran
Memberikan motivasi kepada Penyuluh/Kontak Tani untuk mensosialisasikan budidaya padi berbasis SRI.
BUDIDAYA PADI BERBASIS ORGANIK SRI
(System of Rice intensification)
OLEH : SAILAN, SP, M.Si
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PERDESAAN SWADAYA (P4S)
"CITA LAKSANA MANDIRI"
BLOK IV DESA PEKIK NYARING KECAMATAN PONDOK KELAPA
KABUPATEN BENGKULU TENGAH PROPINSI BENGKULU
e-mail : p4scitalaksanamandiri@yahoo.co.id Telpon : 085268106016
web-blog: p4sclm.blogspot.com
2010
BUDIDAYA PADI BERBASIS ORGANIK SRI
(System of Rice intensification)
Oleh : Sailan, SP, M.Si
Pembina P4S Cita Laksana Mandiri
I. PENDAHULUAN
Prioritas permasalahan pembangunan pertanian saat ini adalah : pemantapan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing, penanggulangan pengangguran dan kemiskinan serta peningkatan kesejahteraan petani. Peningkatan dosis pemupukan anorganik tanpa diimbangi dengan pemupukan organik terbukti tidak mampu untuk meningkatkan produktivitas padi. Pada tahun 1980 tercatat 60 persen luas areal persawahan di Indonesia hanya mengandung C – organik tanah < 1,5 persen dan pada tahun 1999 luas lahan yang mengandung C – organik tanah < 1,5 persen meningkat menjadi 80 persen. Pada tahun 1980, 1990 dan 1999 Peningkatan dosis pupuk anorganik berturut – turut 268 kg/ha, 410 kg/ha dan 417 kg/ha produksi rata – rata 3,8 ton/ha, 5,1 ton/ha dan 4,8 ton/ha, hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan produktivitas sebesar 300 kg/ha pada tahun 1999.
Tanaman padi bukan tanaman air, tetapi tanaman yang memerlukan air dan mampu hidup dalam kondisi tergenang air. Dalam kondisi tergenang air (anaerob) tanaman padi memerlukan energi yang besar untuk membentuk kantung udara (jaringan aerenchym) pada kondisi ini 70 persen jaringan aerenchym mengalami degradasi dan mati, sedangkan pada kondisi lembab (aerob) jumlah sel aerenchym produktif lebih banyak selama masa vegetatif (moist during vegetatif fase), ini menunjukkan bahwa kebutuhan air dapat dihemat sampai 50 persen.
Pengaturan tata udara tanah dalam kondisi tanah lembab secara bergantian dapat meningkatkan keanekaragaman dan biota tanah untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi. Bahan organik mudah didapatkan disekitar tempat produksi dan rumah petani, ramah lingkungan, hasil produksi lebih berkualitas dan harga jual produk lebih tinggi. Prinsip – prinsip metode SRI adalah : Tanam bibit muda < 12 hari setelah semai, bibit 1 (satu) batang per titik tanaman dan jarak tanam jarang, pindah tanam sesegera mungkin ( < 30 menit) akar tidak putus dan terlipat, pemberian air macak – macak maksimal 2 cm dan terputus – putus, penyiangan lebih awal dan sesering mungkin dan dianjurkan untuk menggunakan pupuk organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada musim kemarau 1999 rata – rata produksi 6,2 ton/ha dan musim penghujan rata – rata 8,2 ton/ha (Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Sukamandi, Jawa Barat).
II. Pengolahan Tanah
- Tanah dibajak/dicangkul sedalam 25 – 30 cm sambil memasukkan pupuk organik
- Tanah digemburkan dengan garu sampai terbentuk struktur lumpur yang sempurna, lalu diratakan dengan ketinggian air merata di atas petakan sawah
- Lakukan inkubasi lahan sawah selama 7 – 10 hari
III. Pemilihan Benih Bernas dengan Larutan Garam
- Masukkan air ke dalam ember plastik sebanyak 2 – 10 liter
- Masukkan telur ayam/itik ke dalam ember berisi air
- Masukkan garam dapur perlahan – lahan dan aduk hingga larut, bila telur sudah naik ke permukaan air, penambahan garam dianggap cukup
- Keluarkan telur dari dalam ember dan masukkan benih padi ke dalam larutan bergaram perlahan – lahan
- Pisahkan benih yang mengapung dengan yang tenggelam
- Benih yang tenggelam dicuci dengan air bersih.
IV. Perendaman dan Penganginan Benih
- Rendam benih yang bermutu dalam air selama 24 – 48 jam
- Setelah direndam 24 – 48 jam benih diangkat dan ditiriskan (kering anginkan) selama 24 - 48 jam
V. Persemaian
- Dapat dilakukan di petakan sawah atau menggunakan baki plastik atau kotak yang terbuat dari bambu agar mudah pada waktu pemindahan, pencabutan dan penanaman
- Tempat persemaian dilapisi dengan daun pisang yang sudah dilemaskan, 3 – 5 hari sebelum benih disemaikan berikan tanah yang subur bercampur pupuk organik dengan perbandingan 1 : 1 dengan tinggi tanah 4 cm
- Taburkan benih yang sudah dikering anginkan / tiriskan di atas tempat persemaian dengan teliti lalu tutup dengan tanah yang subur atau campuran pupuk kandang dan kompos (usahakan setipis mungkin)
- Pada umur 5 hari setelah semai (HSS) bibit sudah siap untuk di tanam dan usahakan bibit sudah ditanam semuanya dibawah umur 15 HSS
- Kebutuhan benih 5 – 7 kg/ha dari hasil perendaman pada point IV di atas
VI. Penanaman
- Pola penanaman menggunakan Bujur Sangkar 30 x 30 cm sampai 50 x 50 cm
- Garis Petakan sawah dengan caplak
- Ambil bibit yang disemai beserta baki/ beseknya pada umur 5 – 15 HSS, lalu dibawa ke lahan yang akan ditanam
- Cabut bibit satu per satu dari pangkal perakaran pelan – pelan, usahakan akar tidak putus
- Setiap batang bibit yag telah dicabut sesegera mungkin ditanamkan (kurang dari 30 menit) sudah ditanam di petakan sawah (satu bibit setiap lubang tanam)
- Pada waktu menanam letakkan akar pada salah satu garis caplak, lalu ditutup tipis dengan tanah, posisi tanaman dan akar seperti huruf L
VII. Pemupukan
- Ikuti rekomendasi anjuran pemupukan local spesifik Penyuluh Pertanian setempat
- Gunakan pupuk organic minimal 2 ton/ha atau sesuai anjuran Petugas Pertanian
VIII. Penyiangan
- Dapat dilakukan secara manual atau menggunakan Rotary Weeder atau alat lain dengan tujuan untuk membasmi gulma dan penggemburan tanah
- Lakukan penyiangan sesering mungkin atau setiap 2 (dua) minggu sekali atau disesuaikan dengan keadaan gulma yang ada. Semakin sering penyiangan dilakukan dapat meningkatkan produksi padi
IX. Pemberian Air
- Air diberikan secara terputus – putus (intermitten) setiap 1 minggu sekali sampai tanaman padi umur 50 – 60 hari setelah tanam (HST) dengan ketinggian air maksimal 2 cm, paling baik tanah dalam keadaan macak – macak dengan ketinggian air 0,5 cm
- Pada umur 50 – 60 HST masukkan air setinggi 5 -10 cm selama 4 hari untuk menekan pertumbuhan anakan yang tidak produktif, setelah itu lakukan pengeringan total sampai padi di panen.
X. Pengendalian Hama dan Penyakit
- Gunakan konsep pengendalian hama dan penyakit terpadu, benih yang sehat dan resisten terhadap hama dan penyakit dan tanam serempak
- Hama Belalang, walang Sangit dan Kiong Mas dibuatkan perangkap sedangkan Wereng dikendalikan dengan penaburan abu gosok
- Ingat ! Penggunaan pestisida hanya dapat dilakukan apabila hama dan penyakit belum dapat diatasi dengan cara lain.
XI. Panen
- Bila semua bulir sudah menguning atau gabah sudah masak dengan indikasi bila digigit tidak berair
- Waktu panen SRI lebih cepat disbanding dengan system konvensional
Jumat, 29 April 2011
BUAH NAGA
BUAH NAGA (Hylocereus)
H. M. NUR
ZULFAHMI
SAILAN, SP., M.Si
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PERDESAAN SWADAYA (P4S)
"CITA LAKSANA MANDIRI"
BLOK IV DESA PEKIK NYARING KECAMATAN PONDOK KELAPA
KABUPATEN BENGKULU TENGAH PROPINSI BENGKULU
I. PENDAHULUAN



1. Latar Belakang
Buah Naga (Hylocereus) dikenal dengan nama pitahaya atau pitaya roja (Meksiko), Thang Loy (Vietnam), Keaw Mang Kheon (Thailand), Dragon Fruit (Inggris). Buah Naga adalah tanaman asli Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan bagian Utara ( Columbia). Walaupun demikian, pada saat ini buah naga lebih dikenal sebagai tanaman dari Asia, karena di beberapa negara Asia (Vietnam dan Thailand) sudah dikembangkan secara besar-besaran.
Pada awalnya tanaman ini sebagai tanaman hias, karena bentuk batangnya segitiga, berduri pendek, bunganya indah mirip bunga Wijayakusuma, dan berbentuk corong. Selain itu, tanaman buah naga dijuluki sebagai “night blooming cereus” karena bunganya mulai mekar pada senja hari dan mekar sempurna pada malam hari. Sedangkan nama “buah naga” atau “dragon fruit” diberikan karena warna buahnya merah menyala dan kulitnya menyirip hijau seperti sosok naga. Pada saat ini tanaman buah naga bukan hanya sekedar tanaman hias saja, tapi sudah dikembangkan dan dibudidayakan di kebun-kebun untuk diproduksi buahnya. Buahnya dapat dimakan, rasanya enak, dan memiliki kandungan yang bermanfaat dan berkhasiat sebagai : penyeimbang kadar gula, pencegah kolesterol tinggi, dan pencegah kanker usus..
Masyarakat Tionghoa kuno telah lama mengenal buah naga dan dianggap sebagai buah yang membawa berkah, oleh karena itu sering diletakkan diantara dua ekor patung naga di atas altar. Pada tahun 1870 buah naga dibawa oleh seorang berkebangsaan Prancis dari Guyama Amerika Selatan ke kawasan Indocina (Vietnam ) sebagai hiasan, karena bentuknya unik, bunganya cantik, dan berwarna putih. Selanjutnya pada tahun 1980 setelah dibawa ke Okinawa Jepang, tanaman ini mendunia karena sangat menguntungkan. Buah naga pertama kali dibawa ke Indonesia pada tahun 1977 dan berhasil disemaikan kemudian dibudidayakan, walaupun demikian buah naga mulai dikenal oleh masyarakat di Indonesia sekitar tahun 2000, dan bukan dari budidaya sendiri melainkan di impor dari Thailand, padahal pembudidayaan tanaman ini relatif mudah dan iklim tropis di Indonesia sangat mendukung pengembangannya. Pengembangan budidaya tanaman buah naga di Indonesia sekitar tahun 2001, di daerah Jawa Timur diantaranya di Mojokerto, Pasuruan, Jember dan sekitarnya. Budidaya tanaman buah naga di Indonesia sampai saat ini masih sedikit dan hanya ada di daerah tertentu saja, karena itu buah naga masih tergolong langka dan belum begitu dikenal masyarakat luas.
Di Provinsi Bengkulu pada awal tahun 2010 buah naga dikembangkan di Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Cita Laksana Mandiri, Blok IV Desa Pekik Nyaring, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah oleh Bapak M.Nur (Magek Jaya) sebanyak 8.000 batang yang ditanam di atas teras bangku dengan menggunakan panjatan beton dan sebanyak 2.000 batang ditanam menggunakan pot dengan panjatan dari besi.
1.2. Kandungan Nutrisi Buah Naga
Kandungan nutrisi buah naga adalah : Kadar Gula 13-18 briks, Air 90 %, Karbohidrat 11,5 g, Asam 0,139 g, Protein 0,53 g, Serat 0,71 g, Kalsium 134,5 mg, Fosfor 8,7 mg, Magnesium 60,4 mg, dan Vitamin C 9,4 mg.
1.3. Manfaat Buah Naga.



Selain rasanya yang manis menyegarkan, buah naga mempunyai khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan manusia diantaranya sebagai penyeimbang kadar gula darah, pelindung kesehatan mulut, pencegah kanker usus, mengurangi kolesterol, pencegah pendarahan dan mengobati keluhan keputihan.
Buah naga umumnya dikonsumsi dalam bentuk buah segar sebagai penghilang dahaga, karena buah naga mengandung kadar air tinggi sekitar 90 % dari berat buah. Rasanya cukup manis karena mengandung kadar gula mencapai 13-18 briks. Buah naga juga dapat disajikan dalam bentuk jus, sari buah, manisan maupu selai atau beragam bentuk penyajian lainnya.
Secara umum,pakar sependapat dan mengakui buah naga kaya dengan potasium, ferum, protein, serat, sodium dan kalsium yang baik untuk kesihatan berbanding buah-buahan lain yang diimport.
Menurut AL Leong dari Johncola Pitaya Food R&D, organisasi yang meneliti buah naga merah, buah kaktus madu itu cukup kaya dengan berbagai zat vitamin dan mineral yang sangat membantu meningkatkan daya tahan dan bermanfaat bagi metabolisme dalam tubuh manusia.
“Penelitian menunjukkan buah naga merah ini sangat baik untuk sistem peredaran darah, juga memberikan efek mengurangi tekanan emosi dan menetralkan toksik dalam darah.“Penelitian juga menunjukkan buah ini bisa mencegah kanker usus, selain mencegah kandungan kolesterol yang tinggi dalam darah dan menurunkan kadar lemak dalam tubuh,” katanya.
Secara keseluruhan, setiap buah naga merah mengandungi protein yang mampu meningkatkan metabolisme tubuh dan menjaga kesehatan jantung; serat (mencegah kanker usus, kencing manis dan diet); karotin (kesehatan mata, menguatkan otak dan mencegah masuknya penyakit), kalsium (menguatkan tulang). Buah naga juga mengandungi zat besi untuk menambah darah; vitamin B1 (mencegah demam badan); vitamin B2 (menambah selera); vitamin B3 (menurunkan kadar kolesterol) dan vitamin C (menambah kelicinan, kehalusan kulit serta mencegah jerawat).
II. TAKSONOMI BUAH NAGA
2.1. Klasifikasi Buah Naga
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi : Agiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (berkeping dua)
Ordo : Cactales
Famili : Cactaceae
Subfamily : Hylocereanea
Species : Hylocereus
Species : Hylocereus
Varietas :
1. Hylocereus undatus (buah berwarna merah, daging buah putih)
2. Hylocereus polyrhizus (buah berwarna merah muda, daging buah merah)
3. Selenicereus megalanthus (kulit buah kuning tanpa sisik, daging buah putih)
4. Hylocereus costaricensis (warna buah sangat merah)
Buah naga termasuk kelompok tanaman kaktus atau family Cactaceae dan subfamily Hylocereanea. Termasuk genus Hylocereus yang terdiri dari dari beberapa species, dan diantaranya adalah buah naga yang biasa dibudidayakan dan bernilai komersial.
2.2. Morfologi Buah Naga
Tanaman buah naga terdiri atas akar, batang, duri, bunga, dan buah. Akar buah naga ada dua macam, yaitu akar serabut yang terdapat di dalam tanah dan akar gantung/akar udara yang terdapat pada batang. Akar tumbuh di sepanjang batang pada bagian punggung sirip di sudut batang. Pada bagian duri, akan tumbuh bunga yang bentuknya mirip bunga Wijayakusuma. Bunga yang tidak rontok akan berkembang menjadi buah. Buah naga bentuknya bulat agak lonjong seukuran dengan buah alpukat. Kulit buah naga putih dan merah berwarna merah menyala, buah naga hitam berwarna merah gelap, dan untuk, dan buah naga kuning berwarna kuning. buah naga kuning. Pada kulitnya terdpat jumbai-jumbai yang dianalogikan sebagai sisik naga. Oleh sebab itu, buah ini disebut buah naga.
Batang buah naga berbentuk segitiga, berduri pendek dan tidak mencolok, sehingga dianggap sebagai "kaktus tak berduri". Pada saat kuncup bunga berukuran 30 cm biasanya akan mekar pada awal senja, selanjutnya mahkota bunga bagian luar yang berwarna krem, mekar sekitar pukul sembilan malam, lalu disusul mahkota bagian dalam yang putih bersih, meliputi sejumlah benang sari yang berwarna kuning, dan akan terbuka penuh pada tengah malam. Oleh karena itu buah naga dikenal sebagai “night blooming cereus”. Pada saat bunga mekar penuh, bunga buah naga akan menyebarkan bau yang harum untuk memikat kelelawar agar menyerbukan bunga buah naga.
Secara morfologis tanaman ini merupakan tanaman tidak lengkap, karena tidak memiliki daun, jenis tanaman memanjat, merambat dan menempel pada tanaman lain, dan bersifat epifit. Oleh karena itu, meskipun akarnya di tanah dicabut tanaman buah naga masih bisa memperoleh makanan dari udara melalui akar udara yang tumbuh dibatangnya..
Tanaman buah naga tahan terhadap kekeringan, tetapi tidak tahan terhadap genangan air. Walaupun akar tanaman buah naga dicabut dari dalam tanah, tanaman ini masih mampu hidup dengan menyerap makanan dan air melalui akar udara yang ada pada batangnya. Akar buah naga termasuk perakaran dangkal, kedalaman akar menjelang produksi hanya mencapai kedalaman 50 - 60 cm, akar yang berada di dalam tanah berwarna coklat dan panjangnya mengikuti panjang batang. Tolok ukur dalam pemupukan buah naga biasanya dikorelasikan dengan panjang akar yang ada di dalam tanah. Akar akan tumbuh normal dan ideal pada keasaman tanah dengan pH 7. Keasaman tanah di bawah pH 5 akan menyebabkan pertumbuhan buah naga terganggu, lambat, dan tananaman akan menjadi kerdil.
Batang buah naga yang sudah dewasa berwarna hijau kebiru-biruan atau keunguan, berbentuk siku atau segitiga, mengandung air dalam bentuk lendir dan berlapiskan lilin. Cabang tumbuh dari bagian batang dengan warna menyerupai warna batang dan berfungsi sebagai daun untuk proses asimilasi dan mengandung kambium yang berfungsi untuk pertumbuhan tanaman. Pada bagian batang dan cabang tumbuh duri-duri yang keras dan pendek yang terdapat di tepi siku-siku batang maupun cabang dan terdiri 4-5 buah duri disetiap titik tumbuh.
Bunga berbentuk corong memanjang berukuran sekitar 30 cm dan akan mulai mekar di sore hari dan akan mekar sempurna pada malam hari. Setelah mekar warna mahkota bunga bagian dalam putih bersih dan di dalamnya terdapat benangsari berwarna kuning dan akan mengeluarkan bau yang harum.
Buah berbentuk bulat panjang terletak mendekati ujung cabang atau batang. Buah yang terdapat di batang dan cabang biasanya lebih dari 1 (satu) dan berdekatan. Kulit buah tebal sekitar 1-2 cm dengan permukaan kulit buah terdapat sirip atau jumbai berukuran sekitar 2 cm.
Biji buah naga berbentuk bulat, kecil dan tipis, tetapi sangat keras dan pada setiap buah terdapat biji lebih dari 1000 biji. Biji buah naga dapat dipergunakan untuk perbanyakan tanaman secara generatif, tetapi perbanyakan secara gereratif mempunyai kelemahan waktu yang cukup lama untuk berproduksi. Walaupun demikian, biji sangat besar perananya dalam dunia pemuliaan tanaman.
III. BUDIDAYA BUAH NAGA
3. 1. Persyaratan Tumbuh Buah Naga
Buah naga hidup di dataran rendah pada ketinggian (altitude) 20 – 500 m diatas permukaan laut (dpl), suhu 38-40° C, gembur, porous, banyak bahan organik dan unsur hara, pH tanah 5 – 7, dan tersedia cukup air, serta membutuhkan penyinaran cahaya matahari penuh untuk mengurangi kelembaban dan mempercepat proses pembungaan. Buah naga masih dapat tumbuh baik pada ketinggian 400 – 700 m dpl asalkan tetap mendapatkan penyinaran penuh.
3.2. Persiapan Lahan
Persiapkan tiang penopang untuk tegakan tanaman, karena tanaman ini tidak mempunyai batang primer yang kokoh. Tegakan dapat menggunakan tiang dari kayu atau beton dengan ukuran 10 cm x 10 cm dan tinggi 2 meter yang ditancapkan ke tanah sedalam 50 cm. Ujung bagian atas dari tiang penyangga diberi besi yang berbentuk lingkaran untuk penopang cabang tanaman. Sebulan sebeium tanam dibuatkan lubang penyangga dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm dengan jarak tanam 2 m x 2,5 m, sehingga dalam 1 hektar terdapat sekitar 2000 lubang penyangga. Setiap tiang/pohon penyangga dibuat 3 – 4 lubang tanarn dengan jarak sekitar 30 cm dari tian penyangga. Lubang tanam tersebut kemudian diberi pupuk kandang yang masak sebanyak 5 – 10 kg dicampur dengan tanah.
3.3. Persiapan bibit dan penanaman
Buah naga dapat diperbanyak dengan cara : Stek dan Biji Umumnya ditanam dengan stek batang tanaman dengan panjang 25 – 30 cm yang ditanam dalam polybag dengan media tanam berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Setelah bibit berumur 3 bulan bibit siap dipindah/ditanam di lahan.
3.4. Pemeliharaan
Pada tahap awal perturnbuhan dilakukan penyiraman 1 – 2 hari sekali. pemberian air berlebihan akan menyebabkan terjadinya pembusukan. Pernupukan tanaman diberikan dengan menggunakan pupuk kandang, interval pemberian 3 bulan sekali sebanyak 5 – 10 kg. Pada saat ini, Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) belum ditemukan, karena belum ada serangan hama dan penyakit yang potensial. Pembersihan lahan atau pengendalian gulma dilakukan semakin sering akan lebih baik agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman dan untuk memberikan ruang udara masuk ke dalam tanah. Pemangkasan batang utama (primer) dilakukan setelah tinggi tanaman mencapai tiang penyangga (sekitar 2 m) dan ditumbuhkan 2 cabang sekunder, kemudian dari masing-masing cabang sekunder dipangkas lagi dan ditumbuhkan 2 cabang tersier yang berfungsi sebagai cabang produksi.
3.5. Panen
Setelah tanaman umur 1,5 – 2 tahun, mulai berbunga dan berbuah. Pemanenan pada tanaman buah naga dilakukan pada buah yang memiliki ciri – ciri warna kulit merah
mengkilap, jumbai/sisik berubah warna dari hijau menjadi kernerahan. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan gunting, buah dapat dipanen saat buah mencapai umur 50 hari terhitung sejak bunga mekar. Dalam 2 tahun pertama. setiap tiang penyangga mampu menghasilkan buah 8 s/d 10 buah naga dengan bobot sekitar antara 400 – 650 gram Musim panen terbesar buah naga terjadi pada bulan September hingga Maret Umur produktif tanaman buah naga ini berkisar antara 15 – 20 tahun.
mengkilap, jumbai/sisik berubah warna dari hijau menjadi kernerahan. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan gunting, buah dapat dipanen saat buah mencapai umur 50 hari terhitung sejak bunga mekar. Dalam 2 tahun pertama. setiap tiang penyangga mampu menghasilkan buah 8 s/d 10 buah naga dengan bobot sekitar antara 400 – 650 gram Musim panen terbesar buah naga terjadi pada bulan September hingga Maret Umur produktif tanaman buah naga ini berkisar antara 15 – 20 tahun.
IV. BUDIDAYA BUAH NAGA DI KEBUN


4.1. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah adalah faktor penting yang harus diperhatikan agar tanaman buah naga bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Perakaran buah naga memerlukan tanah yang gembur karena perakarannya merayap dipermukaan tanah, apabila tanah terlalu keras atau liat, maka akar tidak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Sebelum digemburkan sebaiknya tanah dibersihkan dari gulma dan rerumputan untuk menghindari penyakit. Setelah itu tanah digemburkan dengan mencangkul sedalam satu cangkulan dengan dibolak-balik. Setelah itu dibuat lubang-lubang tanam sesuai dengan cara tanam menggunakan system panjatan tunggal atau sistem kelompok.
Pada sistem panjatan tunggal pengolahan tanah hanya dilakukan disekitar lubang tanam saja, berbeda dengan sistem kelompok pengolahan tanah dilakukan pada seluruh alur barisan tempat penanaman. Media tanam untuk panjatan tunggal menggunakan campuran tanah galian diberi pasir sekitar 5 kg, bubuk bata merah 5 kg, pupuk kandang kering 10 kg dan dolomit 300 gram kemudian dicampur sampai merata.
Pada model sistem tanam berkelompok untuk setiap alur sepanjang 4 m, diperlukan media tanama pasir 8 kg, pupuk kandang 20 kg dan bisa ditambahkan bubuk bata merah sebanyak 10 kg apabila tanah terlalu porous. Jika tidak menggunakan bubuk bata merah , jumlah pupuk kandang ditambahkan 10 kg lagi jadi total 30 kg. Ditambah dolomit yang mengandung magnesium sebanyak 600 gram. Semua bahan-bahan tersebut dicampur merata pada tanah galian. Setelah penyiapan media tanam selesai kemudian disiram dan biarkan terkena matahari sampai kering. Pengeringan ini bertujuan agar tanah terbebas dari racun dan penguapan lain.
4.2. Sistem Pengairan
Sistem pengairan pada lahan disesuaikan dengan kondisi lahan, sistem cara tanam, dan pengadaan sumber air yang ada disekitar lahan. Bisa menggunakan cara pengairan tradisional yaitu sistem leb dengan menggunakan parit sedalam 20 cm yang dibuat disekitar barisan tanaman atau bisa juga menggunakan sistem pengairan pipa yang dibuat sedemikian rupa untuk mengalirkan air pada seluruh tanaman.
4.3. Penanaman Pada Lahan
Penanaman bibit di lahan yang harus diperhatikan adalah kedalaman tanam bibit. Bibit yang ditanam terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan tanaman. Kedalaman penanaman bibit adalah 20% dari panjang bibit (6 cm untuk bibit ukuran 30 cm). Sebelum ditanam sebaiknya bibit setek diolesi Ridomil sebanyak 40 gram yang dicampur dengan 1 liter air untuk mencegah kebusukan pada pangkal batang setek.
V. BERTANAM BUAH NAGA DI POT
Tanaman buah naga bisa digunakan sebagai tanaman hias untuk memperindah halaman rumah sekaligus bisa dinikmati buahnya.. Tentunya sangat menyenangkan bila kita bisa memetik sendiri dan menikmati buah naga, buahnya dapat dipetik setiap minggu apabila sudah memiliki lebih dari 10 cabang produksi.
Kelebihan penanaman buah naga di pot adalah kita bisa memindahkan dan mengatur letak tanaman sesuai keinginan. Tetapi untuk menghasilkan tanaman buah naga yang produktif tetap harus diketahui cara perawatan dan pemupukan yang benar.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam pembudidayaan buah naga di pot :
5. 1. Menyiapkan Pot
Berbagai jenis pot dari bahan semen, plastik, tanah liat atau drum bekas yang dipotong dapat digunakan untuk penanaman buah naga dalam pot. Tetapi menurut pengalaman, pot dari bahan tanah liat adalah yang paling ideal karena tanaman buah naga membutuhkan perubahan suhu yang drastis dari siang ke malam dalam proses pembungaan. Ukuran pot yang digunakan semakin besar semakin baik, minimal berdiameter sekitar 40 cm.
|





Gambar 1. Contoh Pot untuk Buah Naga
5. 2. Menyiapkan Tiang Panjatan
Tanaman buah naga membutuhkan tiang panjatan untuk menopang supaya tidak roboh. Nantinya tiang ini akan dililit akar udara dan akan menopang beberapa cabang produksi yang berat yang tentu saja perlu dipilih dari bahan yang kuat tetapi juga perlu diperhatikan jangan sampai pot tidak bisa menahan beban berat tiang panjatan. Sebaiknya tiang panjatan dibuat dari besi beton berdiameter 8-10 cm, atau balok kayu yang kuat dan tahan lama karena usia buah naga yang bisa mencapai puluhan tahun. Tinggi tiang antara 150 - 200 cm disesuaikan dengan besar pot. Pada bagian bawah tiang diberi kaki-kaki penguat agar nantinya bisa kuat dan tidak mudah goyah. Untuk tiang dari besi beton, bagian yang terpendam dalam tanah bisa diberi aspal untuk menghindari karat. Untuk bagian atas tiang diberi piringan yang berbentuk seperti stir mobil yang berfungsi untuk menyangga cabang-cabang produksi yang banyak.
5. 3. Media Tanam
Setelah pot dan tiang panjatan sudah selesai disiapkan, selanjutnya adalah menyiapkan media tanam. Bahan-bahannya adalah pasir, tanah, pupuk kandang dan kompos dengan perbandingan 2 : 1 : 3 : 1. Penambahan bubuk batu bata merah dapat digunakan secukupnya dan dolomit (kapur pertanian) sebanyak 100 gram dicampur rata dengan bahan-bahan tersebut. Kemudian media tanam disiram dengan air hingga kondisi jenuh dan dibiarkan selama sehari semalam.
5. 4. Penanaman bibit
Bibit sebaiknya dipilih yang besar, dari batang tua yang berwarna hijau tua keabuan dan bebas dari penyakit. Idealnya panjang bibit yang ditanam minimal 30 cm. Selanjutnya bibit ditanam di sekitar tiang panjatan dengan kedalaman 6 cm, jangan terlalu dalam karena akan mengakibatkan pertumbuhan yang kurang bagus. Setelah ditanam media tanam ditekan-tekan agar bibit tidak mudah roboh. Selanjutnya media tanam disiram dengan air dan diletakkan ditempat terbuka tidak ternaungi yang terkena sinar matahari langsung.
5. 5. Pemupukan
Pemupukan merupakan hal yang sangat vital sekali dalam budidaya buah naga,karena bila pemupukan tidak tepat,akan berakibat buah naga tidak tumbuh dengan maksimal.Untuk lebih lengkap mengenai pemupukan,baca postingan tentang pemupukan buah naga.Inti dari pemupukan adalah :Pada masa awal pertumbuhan yakni sejak tanaman muda hingga tanaman menjelang berbunga dan berbuah, tanaman buah naga banyak membutuhkan pupuk dengan kandungan unsur nitrogen (N) yang tinggi.Selanjutnya ketika tanaman buah naga mendekati masa berbunga dan berbuah, maka tanaman banyak membutuhkan pupuk dengan kandungan fosfor (P) dan kalium (K) yang tinggi.Jika anda ingin memupuk secara organik,untuk kandungan nitrogen (N) yang tinggi,gunakan air seni kambing.
5. 6. Penyiraman
Buah naga memerlukan air yang cukup,tapi akan membusuk bila terlalu banyak air,bila kekurangan air,tanaman akan kerdil dan tidak tumbuh maksimal.
5. 7. Pemangkasan
Pemangkasan cabang yang tidak perlu pada tanaman buah naga sangat penting sekali,karena cabang yang terlalu banyak akan membuat buah naga lambat proses berbuah.dan buahnya juga akan jadi kecil-kecil.
5. 8. Pengawasan buah naga
Pengawasan buah naga adalah hal yang vital, pengawasan disini termasuk menjaga agar batang tidak patah dengan cara memastikan batang tersebut merambat ke tiang penopang/panjatan buah naga,caranya dengan mengikat batang buah naga dengan kawat atau tali rafia ke tiang penopang atau panjatan,tapi jangan terlalu kencang mengikatnya agar batang tidak terluka dan busuk.Untuk lebih jelasnya lihat gambar diatas.
5. 9. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman buah naga yang ditanam di pot tidak jauh beda dengan buah naga yang ditanam dikebun yaitu meliputi pemupukan, penyiraman dan pemangkasan cabang yang tidak diperlukan. Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah tanaman dipastikan menempel dengan baik pada tiang panjatan dan tidak roboh, oleh karena itu perlu dilakukan pengikatan batang buah naga pada tiang dengan menggunakan tali atau kawat dengan bentuk ikatan seperti angka ‘8’ tidak boleh terlalu kencang karena bisa merusak batang atau cabang seiring pertumbuhannya yang semakin membesar.
PUSTAKA
1. Felger, Richard & Moser, Mary B. (1985): People of the desert and sea: ethnobotany of the Seri Indians. University of Arizona Press, Tucson
2. Jacobs, Dimitri (1999): Pitaya (Hylocereus undatus), a Potential New Crop for Australia. Australian New Crops Newsletter 11: 16.3. HTML fulltext
3. Lauri, Bob (2000): Ocean Oasis Field Guide - Stenocereus gummosus. Retrieved 2007-OCT-01.
4. Villalobos, Soraya; Vargas, Orlando & Melo, Sandra (2007): Uso, manejo y conservacion de "yosĂș", Stenocereus griseus (Cactaceae) en la Alta Guajira colombiana [Usage, Management and Conservation of yosĂș, Stenocereus griseus (Cactaceae), in the Upper Guajira, Colombia]. [Spanish with English abstract] Acta Biologica Colombiana 12(1): 99-112. PDF fulltext
Langganan:
Postingan (Atom)